Di suatu daerah yang penuh dengan kehidupan alami, hiduplah seekor macan
jantan muda yang tinggal bersama ibunya. Mereka adalah pasangan ibu dan anak
yang penuh cinta kasih dalam mengarungi misteri kehidupan. Ibu Macan adalah
macan yang cantik dan sebagai pemburu ulung ia sangat ditakuti oleh hewan-hewan
lainnya. Sedangkan Si Macan Muda adalah anak yang gagah meski tubuhnya masih
kecil. Bulu-bulunya bersih dan selalu dalam perlindungan sang ibu. Setiap hari,
Si Macan Muda ini makan dari hasil buruan sang ibu.
Karena selalu bergantung dari hasil buruan ibunya, lama-kelamaan Si Macan
Muda menjadi malas, ketika ia sudah mulai remaja, yang berarti dirinya telah
siap untuk berburu, ia masih saja berharap kepada ibunya.
Posted in :
Cerpen,
Inspirasi
Pertiwi, pesonamu laksana nyiur melambai
pada Raja Kelana. . . . .
Di puncak langit, mentari bersinar menyerahkan cahaya nan berbinar dalam
keterikannya. Berlatar gedung-gedung yang menjulang, rerumputan membentang luas
di hadapan netra, diatasnya berdiri
kokoh pepohonan hijau penyejuk yang mencengkram tanah-tanah tempat bervertikal.
Manusia dengan hati penuh bahagia menikmati kondisi kesejukan dibawah keterikan
itu, anak-anak berlari dengan kaki-kaki kecil mereka lalu tertawa dan ceria
melekat dengan elok dalam kehidupan mereka. Hewan-hewan imut dan lucu tidak
ketinggalan untuk bersenang senang, senandung burung-burung menggema seakan
menyempurnakan kepermaian ini. Apalagi yang kurang? Ini jauh lebih indah
daripada lukisan-lukisan mengenai keadidayaan yang dikata orang.
Ini kita! Oh Tuhan, betapa sejuk
mataku melihat ini semua. Namun bolehkah aku ikut menikmatinya bersama mereka?
Posted in :
Cerpen,
Inspirasi