contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Senin, 09 November 2015
Selain kematian dan perubahan, dunia tidak menjanjikan kepastian.

Saya rasa kalimat tersebut tidak sulit dipahami. Dan yakinlah: kehidupan hari kemarin tidak akan sama dengan kehidupan esok hari. Semuanya pasti berubah. Semuanya pasti berganti seiring berjalannya waktu.
Cinta pun begitu. Mencintai itu lumrah, namun bukan berarti dengan cinta semuanya akan tetap sama. Kita tidak bisa menutup diri terhadap segala kemungkinan.
Dalam semesta sepakbola, beberapa pemain memilih mencintai klub mereka dengan sepenuh hati. Cinta adalah alasan utama bagi orang-orang seperti Paolo Maldini, Javier Zanetti, Antonio Di Natale, Ryan Giggs, dan Francesco Totti mengakhiri karier di klub yang mereka bela dalam jangka waktu yang lama (Totti belum pensiun, tapi hampir dapat dipastikan bahwa Totti akan pensiun di AS Roma dan menjadi bagian dari direksi klub) dan kemudian melanjutkan pengabdian di klub-klub yang menjadikan namanya harum itu. Masih banyak contoh-contoh yang lain, tapi bukan itu yang hendak dibahas.
Orang pacaran diharapkan move on setelah putus dan pacarnya berubah status menjadi mantan. Hal yang sama berlaku dalam sepakbola. Move on adalah salah satu metode untuk melangkah maju. Tidak, tidak. Bukan berarti mengenang masa lalu itu haram, tapi yang jelas masa lalu harus ditinggalkan dan diganti dengan masa kini.

Ayo kita mulai bahas soal Sepakbola saja biar tidak terlalu baper.

Read More..
0

Sambungan dari  Janji Nan Tongga

Di Pulau Ranggeh Suri….
            Sesampainya pada tujuan, Nan Tongga menyaksikan sebuah negeri yang indah, menghijau batang kelapa dibaur dengan membiru bukit barisan. Ia takjub bukan main. Menghampir seorang pedagang kepadanya, menjajakan bahan pangan yang barangkali bisa berguna.
            “Permisi ambo batanyo. Saya baru pertama kali ke negeri ini. Rancak bukan alang-alang, ramai tampak dari jauh, siapa nama raja di sini?” Tanya Nan Tongga kepada pedagang itu.
            Pedagang itu memerhatikan Nan Tongga yang muda lagi mentah, dan berpenampilan layaknya seorang bangsawan. Rasa segan datang  singgah menghampiri. “Kalau Engkau seorang sultan, kami akan persultan, kalau Engkau raja maka ampuni kami. Pulau ini bernama Ranggeh Suri, di bawah perintah Katik Intan yang bergelar Tuanku Jangguik Panjang,” pedagang itu menjelaskan dengan santun seperti pantun sebagaimana orang-orang di negeri itu. Ia kemudian melanjutkan, “Pulau Ranggeh Suri berada di bawah naungan Koto Tanau yang dipimpin Patih Mangkudun, yang bernama asli Mangkudun Sati.”
Read More..
0

Sambungan dari  Anggun Nan Tongga

Cinta bukan barang paksaan, ia tak dapat dipetik layaknya bunga dan tak dapat dibeli bagai barang. Apapun perkataan orang, cinta tetaplah utamanya muncul dari hati nan biasa mencinta. Nan Tongga sudah tidak memikirkan lagi tentang kegagalannya mendapatkan Intan Koro. Ia kini sibuk menyiapkan dirinya untuk berjuang menyelamatkan pamannya. Inilah kesempatan bagi Nan Tongga untuk berbakti kepada keluarga dan membuktikan kepada khalayak bahwa ia tetap menjadi lelaki yang bertanggung jawab dan mencintai keluarga.
Gondan Gondoriah, gadis jelita yang disebut-sebut sudah dijodohkan sejak kecil dengan Anggun Nan Tongga kini mulai khawatir akan keselamatan pria idamannya itu, meski salah seorang dari ketiga paman Nan Tongga adalah ayah Gondoriah.Semua penduduk tahu betapa ganas para bajak laut di Pulau Binuang Sati, nyawa sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para bajak laut itu.
Bunga-bunga cinta tengah indah bersemi, memberikan harum semerbak diantara mereka. Nan Tongga dan Gondoriah beberapa kali saling tatap dalam berbagai kesempatan yang singkat. Nan Tongga sering mendapati Gondoriah mencuci pakaian saat mencari kayu bakar, dan Gondoriah pun kadang-kadang melihat Nan Tongga menunggangi kuda dengan gagah atau ketika Nan Tongga pergi ke surau untuk sembahyang. Senyuman sekilas sering mereka tukarkan ketika harus saling berpapasan, penuh malu dan segan, namun mendalam di sanubari.Lidah mereka sedikit berbicara, namun hati terus saling berbisik menanti.
Read More..
0

Seekor kuda yang berlari kencang menerbangkan debu-debu dengan setiap hentakan kakinya. Pemuda penunggang kuda jantan coklat itu mengeluarkan suara aba-aba yang mendorong kudanya untuk terus berlari dengan cepat. Sesekali ia pukulkan tangannya ke badan kuda sambil berteriak memberi komando dan menyusuri jalanan yang ramai,di punggungnya juga terikat beberapa batang kayu-kayu kecil yang biasa digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak.
“Hendak kemana Engkau, Nan Tongga!” teriak salah seorang pria di tepi jalan.Pria itu pada mulanya sedang asyik menonton beberapa wanita yang tengah menenun songket.
“Ah tidak kemana-mana, hanya mencari kayu bakar, Malin” jawab si Penunggang kuda dengan santai.
“Oh kalau begitu segeralah pulang, barangkali Ibumu Suto Suri sudah menunggu,” Malin Cik Ameh, pria di tepi jalan itu, mempersilahkan sambil menjadikan tangannya isyarat yang memperkenankan lawan bicaranya pergi.
“Baiklah, terimakasih Malin, wassalamu’alaikum.” Kuda kembali berlari kencang.
Read More..
0
Kamis, 08 Oktober 2015
Dear. . . . .
Kau tahu, bahwasanya aku menikmati
Bersama senandung semesta menanti
Pada alunan simfoni tiada berhenti
Bagi segala hasrat yang tak mati

Aku tahu, Tuhan mengaruniakan dengan berbagai macam maksud. Aku tahu, 
ada kemungkinan demi kemungkinan dalam karunia yang terkarunia
Aku dapat merusaknya, dapat pula sebaliknya.

Menurutmu,
Antara aku dan karunia,
Aku, karunia dan semesta,
Serta aku, karunia, semesta dan engkau,
Bisakah terangkum harmoni?

Gugusan bintang, tiada pernah ia menentang
Solar dan lunar kemilau, terus saja memukau
Dan angin yang menerpa, jauhkan diri dari nestapa

Keseluruhannya, tidak di luar kebanggaan

Demi karunia yang membentang luas, semoga tiada pernah ada kias.
Read More..
0
Rabu, 30 September 2015
Pada masa sekitar 1500 tahun yang lalu, bangsa Arab adalah bangsa yang berisi manusia-manusia buta huruf. Mereka tidak dapat membaca, tidak mampu menulis dan berhitung dengan benar. Orang-orang Arab pada masa itu benar-benar diselimuti kabut kebodohan, selain buta huruf merekapun juga buta akan kehidupan. Akhlak mereka tidak jauh berbeda dengan binatang, perlakuan mereka terhadap sesama bisa dibilang bukanlah perlakuan ala manusia. Tapi itu sudah berlalu, dan jika kita merunut kepada sejarah, maka permulaan bangkitnya bangsa Arab adalah ketika masa kenabian Muhammad.
Apa yang diajarkan Nabi Muhammad kepada bangsa Arab kala itu? Kita semua tahu bahwa Muhammad SAW membawa ajaran agama Islam kepada bangsa Arab, yang kelak akan berkembang ke seluruh dunia. Namun apa yang ingin disampaikan dalam tulisan singkat ini bukanlah murni tentang agamanya, melainkan satu metode yang sangat dimasyarakatkan Muhammad untuk umatnya, yakni menulis.
Kemasyhuran bangsa Arab sebagai bangsa yang buta huruf bukan main-main, bahkan dalam Al-Qur’an yang dibawa Nabi Muhammad hal itu dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Bahkan Nabi Muhammad sendiri mengakuinya dalam sebuah hadits: “Kita adalah umat yang buta huruf, tidak dapat menulis dan tidak mampu menghitung.” Maka dalam usahanya menyelamatkan bangsa Arab dari lubang kebodohan, Nabi Muhammad menggembar-gemborkan budaya menulis. Ayat pertama yang diterimanya pun berkaitan dengan membaca dan menulis. Lalu disusul surat kedua yang turun yang kembali berisi sumpah Tuhan Semesta Alam yang kali ini dengan sebuah benda kecil bernama pena (QS. Al-Qalam). Salah satu contoh pentingya menulis yang ditekankan Nabi adalah ketika perang Badar, Rasulullah mewajibkan tebusan untuk para tawanan perang, dan beberapa diantara tawanan perang itu menebus dirinya dengan memberikan “kursus” menulis kepada umat Islam yang kala itu masih banyak yang belum mengerti tulisan.
Dari sejarah yang shahih tersebut, kita bisa mengambil hikmah, bahwa menulis adalah suatu keahlian yang memiliki kedudukan tinggi di dunia (bahkan di akhirat). Dengan tulisan, seseorang bisa selalu dikenang dan “hidup abadi”. Menulis dapat membuat seseorang menjadi terkenal, agung, bahkan kaya raya. Dan yang terpenting, menulis berarti  seseorang telah berbagi akan ilmunya.
Kalau kita mau membaca, banyak nama-nama yang mendunia karena tulisannya, contoh Agatha Christie, yang apabila seluruh novel yang ia tulis ditumpuk akan lebih tinggi daripada menara Eiffel, Ahmad Deedat, J. K. Rowling, dan masih banyak lagi. Sejarah akan terlupakan begitu saja tanpa tulisan, hari ini akan dilupakan esok hari ketika semuanya tidak ditulis. Tulislah, kita akan menjadi abadi. Kita akan selalu hidup dalam bacaan-bacaan setiap insan. Lebih daripada itu, nama kita akan selalu lekat dalam sanubari banyak orang.
Budaya menulis inilah yang sekarang tengah digalakkan oleh banyak komunitas-komunitas dan organisasi-organisasi, meski disatu sisi kemauan menulis dari masyarakat juga turun. Jangan terlalu cepat berpikir bahwa menulis harus selevel dengan penulis-penulis terkenal, mulailah dari hal-hal kecil. Menulis buku harian, catatan pelajaran bahkan status media sosial (yang baik) pun dapat melatih individu untuk gemar menulis. Ketika mendapat tugas dari sekolah atau kampus, cobalah untuk menulis sendiri. Jangan membiasakan diri untuk copy—paste terhadap karya orang, dan cobalah menghasilkan tulisan sendiri.

-Soni Indrayana-

Read More..
0
Minggu, 16 Agustus 2015
madinggalasta.blogspot.com
Sudah menjadi hal yang biasa bagi kita untuk merayakan hari-hari besar yang jatuh satu kali dalam setahun, yakni hari raya keagamaan dan hari besar nasional. Ketika sudah dekat dengan tanggal hari-hari besar itu, maka sebagian besar masyarakat akan larut dalam euforia atau paling tidak hasrat untuk ikut “berpartisipasi” dalam perayaannya. Partisipasi yang paling lazim pada masa sekarang tentunya melalui tulisan-tulisan singkat di media sosial serta acara-acara terkait di stasiun televisi.
Ketika mendekati bulan puasa misalnya, media sosial dipenuhi dengan tulisan-tulisan yang bernada agama Islam dan stasiun televisi berbondong-bondong menayangkan tayangan-tayangan keagamaan. Ini ditambah lagi lagu-lagu rohani yang diputar di pusat-pusat perbelanjaan dan hiasan-hiasan dekoratif di sekitar lingkungan. Semua ini tentu bagus, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki atensi yang cukup tinggi terhadap agama mereka.
 Pada hari besar-besar nasional pun atensi masyarakat juga sama. Contoh ketika memasuki bulan Agustus, maka lihatlah lingkungan sekitar, semuanya berbalut merah putih. Media sosial dan media massa sibuk membahas nasionalisme, dan semua yang berkaitan dengan Indonesia dan kemerdekaan. Banyak pula honoris-honoris causa yang bermunculan dengan pemahaman mengenai kemerdekaan. Lagu-lagu nasional diputar dimana-mana, dan foto profil akun media sosial pun berubah menjadi bendera merah putih.
Read More..
Minggu, 09 Agustus 2015
Galau sudah menjadi hantu yang menakutkan bagi setiap orang. Galau dapat menyebabkan badmood, hilangnya konsentrasi dan fokus, membuat pekerjaan terbengkalai dan tidak maksimal dan lain sebagainya. Saya sendiri adalah orang yang sering galau, entah karena saya jomblo atau apapun alasannya. Saya memiliki 7 cara yang dapat mengobati galau, sumbernya dari pengalaman pribadi saya dan saya berharap yang mencobanya juga mendapatkan manfaat yang sama. Berikut saya bagikan 7 cara tersebut:
Read More..
0
Minggu, 02 Agustus 2015
Selama Ramadhan, hari raya dan satu setengah bulan ke depan saya memiliki waktu senggang yang luar biasa banyak. Saking banyaknya, saya pun bingung harus berbuat apa dan malah banyak bercumbu dengan gadget yang telah setia mendampingi saya lebih dari setahun tanpa pernah saling cemburu atau khianat mengkhianati karena kami yang memelihara sifat saling memberi (saya membelikannya paket internet dan dia memberikan saya kesenangan)..
Kebetulan saya punya akun-akun media sosial, dan saya manfaatkan semuanya untuk paling tidak mendapatkan informasi-informasi yang mungkin saja berguna, apalagi saya mengikuti akun-akun dakwah media sosial yang banyak mengajak kepada amar ma’ruf nahi munkar walau jujur ada kalanya saya malas membaca isinya.
Read More..
0
Senin, 06 Juli 2015
Pada suatu masa di semesta mayapada, hadirlah sebuah kerajaan yang dijuluki sebagai Kerajaan Bulan.  Kerajaan tersebut berikut seisinya mengultuskan bulan sebagai benda langit yang memberikan kejayaan kepada mereka. Dan apapun yang mereka lakukan, selalu berdasar kepada waktu nan ditunjukkan Sang Bulan.
Berabad-abad lamanya, Kerajaan Bulan dipimpin secara bergilir oleh dua belas raja. Masing-masing dari setiap raja akan memimpin selama 29 atau 30 hari lamanya, dan kemudian digantikan oleh raja dengan nomor urut setelahnya. Ketika Raja ke-12 habis masa jabatan, maka tampuk kepemimpinan pun kembali kepada Raja ke-1. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, para raja Kerajaan Bulan dibantu oleh tujuh orang perdana menteri yang berganti setiap hari dan turut bergilir secara hierarki.
Read More..
0
Senin, 29 Juni 2015
            Do’anya telah dikabulkan beberapa tahun lalu. Sebuah do’a yang dahulu baginya sulit menjadi nyata tapi selalu didengar oleh Tuhan Semesta Alam dan menjadi kenyataan. Namun kini hatinya gundah, termenung dalam kesendirian bersama kegalauan hati yang membesar sebesar mayapada, atau mungkin galaksi. Semua tidak lain dan tidak bukan adalah karena do’anya sendiri.
            Jauh sebelum hari ini tiba, Abdul Muththalib, nama lelaki yang tengah dirundung kebingungan itu, merasa iri hati kepada orang-orang yang dikaruniakan banyak anak laki-laki, sedang ia hanya memiliki satu saja. Ia merasa hidupnya jauh dari kata sempurna. Meski ia dikenal dengan kebijaksanaan, kemampuan, kedermawanan, wibawa, kekayaan dan ketampanannya, Abdul Muththalib merasa semua itu hanyalah nonsens belaka tanpa anak laki-laki yang banyak.
            Menjadi manusia yang dipilih untuk merestorasi mata air zamzam adalah karunia luar biasa untuknya, dan terpikir olehnya, andaikata esok hari tubuhnya sudah tidak kuat lagi, maka anak-anak laki-lakinya yang akan menggantikannya. Ia sudah pasrah hanya memiliki seorang anak laki-laki, semua sudah ketentuan, namun kebesaran hati membawanya kepada sebuah do’a.
Read More..
0
Minggu, 31 Mei 2015
Abbie melangkah pelan ke tepian sungai. Kain biru kotor ia lingkupkan ke badannya, seolah merasakan dinginnya angin sore. Ia duduk dan kedua kakinya yang penuh noda ia masukkan ke dalam sungai. Menatap kosong kepada aliran air dengan kedua mata yang melelahkan tetes demi tetes air mata dan hati yang terus saja bertanya dan meyakinkan tentang apa yang terjadi kepadanya. Mencoba tidak percaya tapi semuanya begitu nyata.

-------------------------

Sebagaimana biasa, siang selepas menunaikan kewajiban bersekolah adalah saat yang tepat bagi Abbie untuk kembali bercengkrama bersama sosok yang selalu mengundang senyum dan gelak tawanya, Mitch. Seorang lelaki tampan berperawakan layaknya suami teromantis yang senantiasa menggandeng tangan Abbie dengan erat dan melindunginya kemanapun dan di mana pun mereka bersama.
“Makan siang?” pertanyaan yang biasa diucapkan salah satunya. Kali ini giliran Abbie.
Tak seperti biasa, kali ini Mitch membalas pertanyaan itu dengan ekspresi datar dan sebuah anggukan. Abbie awalnya merasa heran, namun ia tidak peduli dan segera menarik lengan Mitch.
“Aku ganti pakaian dulu ya,” Abbie membuka ranselnya dan mengambil sebuah sweater dan jelana jeans panjang. Ia permisi masuk ke dalam salah satu WC umum untuk berganti kostum.
Read More..
0
Rabu, 29 April 2015
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Indigo
Berbahasa Indonesia? Tentu. Sudah wajar dan seharusnya bangsa Indonesia bangga memiliki dan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, apalagi kalau mengingat fakta bahwa tidak semua negara memiliki bahasa mereka sendiri. Kita mendengar negara Amerika Serikat, tapi tidak pernah ada bahasa Amerika. Banyak negara-negara hebat lainnya  yang tidak memiliki bahasa sendiri atau bahasa yang bernama sama dengan nama negara mereka. Mestinya kita bangga dan bersyukur, kan?
Dari berbagai sumber yang beredar saat ini, dikatakan bahwa bahasa Indonesia mulai banyak dipelajari di berbagai negara dunia. Banyak orang-orang yang tertarik memelajari bahasa Indonesia karena berbagai macam alasan, salah satunya adalah keunikan. Memang harus diakui, bahasa Indonesia sebenarnya memiliki banyak keunikan seperti EYD dan tidak mengenal pemisahan kata ganti orang ketiga laki-laki dan perempuan, hal ini menjadikan bahasa Indonesia berbeda dari yang lain.
Read More..
0
Senin, 13 April 2015
Aku memandang ke arah bentangan semesta di hadapanku, lalu kututup kedua mata.......

Fantasiku menggelayuti segenap pikiran, terbentang perasaan-perasaan sang angan-angan, membumbung tinggi kemudiann mencapai batas.

Kurasa air yang sejuk
Kurasa angin yang lembut
Kurasa cahaya yang hangat
Dalam kemilau keindahan, aku hendak melihat.......

Fantasiku terus bersama
Dalam kenyataan fana tanpa menjelma
Pada wujud cantik tak bernama
Di kesunyian hati untuk bercengkrama

Jika khayal tak setinggi real, bisakah ia untuk lebih faktual?
Saat fantasi di sisi, maka siapa yang mampu mengisi?


“It blossoms like a rose, and fades away like morning dew”



Read More..
0
Kamis, 02 April 2015
            “Kamu itu autis.”
            “Ciee autis ya?”
            “Kita autis.”
            Rasanya kata-kata seperti itu cukup sering terdengar dalam candaan sehari-hari yang sering kita lontarkan kepada teman-teman atau siapa saja yang memiliki tingkah laku seperti sibuk sendiri dengan dunianya, tidak gaul, susah diajak bermain, tidak mau mengambil resiko dan sebagainya. Walau penulis sendiri kurang mengetahui maksud dan asal dari kata autis yang dipakai tersebut, tapi penulis berkeyakinan bahwa autis di sini merujuk kepada autisme, atau yang lebih akrab dikenal sebagai gangguan yang terjadi dalam tahap perkembangan manusia.
            Autisme adalah sebuah gangguan pada tahap perkembangan manusia yang akan berakibat kepada terganggunya, atau bahkan ketidakmampuan untuk menjalin komunikasi, hubungan sosial dan interaksi sosial secara normal. Memang, anak-anak autis terlihat sibuk dengan dunianya sendiri, ia seperti tidak menyadari dunia di sekitarnya, namun, pengertian autisme yang sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Penegakan diagnosa terhadap anak autis sangat kompleks dan tidak dapat dipastikan hanya dengan melihat melalui mata. Dan kata autisme seyogyanya digunakan oleh para ahli bukanlah sebagai ejekan atau cemoohan kepada mereka yang mengidap autis, melainkan sebuah label yang diberikan untuk membantu anak-anak tersebut melepaskan hambatan-hambatan yang ada.
Read More..
0
Jumat, 20 Maret 2015
Aku mengigal di bawah mandi cahayamu, sambil menatap dengan segala arti yang dapat kusiratkan melalui mata ke arah kemolekanmu. Kedua kakiku mencengkram dahan tempatku berpijak. Sedang hatiku, seraya berselimut keluh kesah, terus saja menanti-nanti apa yang ‘kan kuterima darimu.
Latar syahdu, meski sendu, mampu kunikmati dengan segenap mimpi dan fantasi. Membiarkan udara malam purnama merasuki jiwa dan merasakan tiap-tiap titiknya yang membakar sukma. Semakin lama, semakin elok kau terlihat. Semakin membumbung tinggi gelora.
Keangkuhanku adalah peneman aura anggunmu pada sang bumi tiap-tiap purnama berkilau. Mereka berkata perihal keangkuhanku dalam kemilau cahayamu, mereka katakan aku sebagai belenggu kebenderanganmu. Suaraku adalah seperti iblis bagi pendengaran mereka, dan rupaku bagai seonggok tubuh buas yang membawa kemistisan. Nisbi memang, tapi tahukah engkau betapa terkadang itu membuatku lebih memilih berada di sini, memandang keelokanmu dengan penuh kemesraan dalam perenungan yang takzim.
Read More..
0
Sabtu, 21 Februari 2015
Aku duduk bersantai di beranda istana memandangi indahnya alam yang membentang luas. Kakiku kumain-mainkan di atas pagar beranda dan kurasakan mandi hangat cahaya mentari sore. Di bawah, beberapa anak kecil asyik bermain-main di luar pekarangan istana. Aku tersenyum bahagia melihatnya.
Tidak berapa lama kemudian, dari arah tempat anak-anak itu bermain terdengar suara tangisan, seorang anak menangis karena lututnya berdarah. Aku langsung berdiri hendak melihat secara langsung dan barangkali bisa memberi pertolongan jika ada yang bisa aku lakukan di sana. Aku melangkah menuju pintu beranda yang terhubung dengan kamarku yang mewah.
Kakiku hanya berjarak beberapa langkah dari pintu saat aku melihat lagi ke bawah. Anak yang tadi menangis kini sedang dipapah oleh dua orang temannya. Ia dibawa duduk di bawah pohon mangga yang ku tanam di halaman istana beberapa tahun silam.
Read More..
0
Minggu, 01 Februari 2015

Sebait kidung nan kudus mengungkap rasa yang mungkin saja fana,
mungkin saja sesaat,
bisa saja tak berarti,
bisa pula hampa tanpa makna.
Ia melintas seketika sewajarnya
Sayap-sayapnya merentang cita pada sanubari
Mengigal berahi di ujung sukma, seperti tawarkan sembilu bermata dua
Pada sucinya ia, coba kubawa segala luka dan bisa
Luka ketika melihat, luka ketika mendengar dan luka ketika bicara
Bisa saat melihat, bisa saat mendengar, dan bisa saat bicara
Andai saja nyiur di ujung sana melambaikannya padamu, apakah sahutanmu akan terasa?
Meski angin juga berucap, tetapkah engkau pada keheningan?
Kalau saja awan yang berarak melintasi langit memberikan hujannya, tetapkah sayapnya kan terus cemerlang?
Dan saat mentari berganti rembulan, bilakah ia tetap gemilang?
Apabila sayap-sayapnya merangkum tubuhmu, akankah ia membawamu kepadaku?
Jika semesta menginginkannya, mungkinkah engkau menjadi karuniaku?


Read More..
0
Senin, 26 Januari 2015

Manusia, adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dalam keadaan yang sangat istimewa. Manusia begitu berbeda dari makhluk-makhluk yang lain, manusia diciptakan dengan segenap potensi dan kemampuan yang terus berkembang, dan manusia adalah makhluk yang selalu diagungkan Tuhan di hadapan para malaikat dan iblis. Manusia, dengan segenap potensi yang dimilikinya, telah dijadikan Tuhan sebagai makhluk nomor wahid, sebagai pemimpin di planet bernama Bumi ini.
Dengan segala potensi besar yang dimiliki itu, maka sudah wajar apabila manusia selalu mencari kesempurnaan diri melalui aktualisasinya. Setiap manusia punya potensi untuk berkembang mencapai aktualisasi diri yang diinginkannya, sehingga ia mampu dan benar-benar menjadi manusia yang berfungsi seutuhnya. Dengan aktualisasi diri, manusia akan mengembangkan  sifat-sifat dan potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan hidup sekaligus proses untuk menjadi diri sendiri.
Read More..
0
Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI