contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Kamis, 28 Juli 2016


sumber: google.com

Dear, Kamu.
Apa kabar? Aku harap kamu baik, sebaik aku dalam menyimpan rindu. Aku di sini sibuk sekali. Beberapa kali pikiranku mengajak berlari, menemui kamu dalam komplek memori. Kesibukanku mulai mulai menjadi ketika kamu tiba-tiba pergi, kelabakan aku dibuatnya. Terus-menerus jantungku memompa lebih cepat, adrenal tiba-tiba meninggi. Kamu tidak tau betapa lelahnya aku.
Kamu, apa yang sedang kamu lakukan di sana? Sibukkah? Tapi tak sesibuk aku dalam menyembunyikan perasaan, kan?

Meskipun kamu pergi tiba-tiba, tapi Sang Rembulan selalu melipur laraku dengan caranya. Tahukah kamu, saat aku melihat Rembulan aku seperti melihat pesonamu? Sungguh, aku tak berbohong! Sama seperti ketika aku tunduk kepada kilau sang surya, sedang perasaanku teringat akan sosok yang lain—sepertimu juga.

Kamu, sampai kapan akan terus begini? Sebagaimanapun rembulan memesonaku, tapi tetap saja bukan kamu. Sang surya membuatku tunduk, tapi hatiku merutuk, “Kapan kamu mau memahamiku?”

Kalau aku harus memilih antara Rembulan dan Matahari, sungguh aku tidak berharap itu terjadi walau aku adalah kekasih kegelapan dan aku mencintainya. Kamu, adalah alasan mengapa pilihan menjadi sulit. Bagaimana aku bisa memilih jika pilihannya hanya merelakanmu atau kehilanganmu?

Ah, aku enggan berpikir buruk. Anggaplah aku bisa memilikimu, tapi kamu sendiripun tahu bahwa kemungkinan akan sukarnya rintangan pasti ada, karena sesungguhnya bukan hanya aku sang pengagum rembulan. Sedangkan Matahari, ah, dia yang selalu membuatku tunduk dan segan itu memang memukau dan aku tidak tahu bagaimana untuk menyanjungnya di tengah pujaan terhadapmu, Sang Rembulan.

Tak bisa aku memahami diri sendiri. Bagaimana bisa aku jatuh pada dua hati? Pada akhirnya pesonamu menahan harapku, begitupun dengan kilaunya, mengekangku untuk duduk lebih lama mengaguminya.

Kamu, bagaimana jika kuakhiri saja surat ini? Mengingatmu membuatku candu. Nanti akan kupastikan terangmu akan lebih benderang. Bersama aku dalam satu buku utuh tentang kita. Karena memilih memang sulit. Tapi hati tak bisa berkelit. Aku cinta kamu.

Dari,
Aku—Yang—Sulit—Menyebut—Namamu




Ditulis oleh dua orang yang tak saling mengalamatkan,
Anita Agustina
Soni Indrayana
Read More..
0
Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI