- Karena setelah pulang mereka bisa berkreasi dan beraktivitas sewajarnya
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa melakukan apa yang bisa menyenagklan hati mereka
- Karena setelah pulang sekolah mereka lepas dari ikatan aturan aturan yang mereka anggap berlebihan
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa mendapat ruang untuk berkreasi
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa bernyanyi diluar jam pelajaran kesenian
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa makan kapanpun mereka mau
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa minum kapanpun mereka mau
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa bersosialisasi dan berbagi cerita dengan sesama nya
- Karena setelah pulang sekolah spektrum kecerdasan mereka bisa dikreasikan tanpa harus terpaku
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa melihat warna warni dunia
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa bekerja tanpa dipaksa
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa bermain dengan keceriaan, bermain sangat penting untuk fisik, mental dan kreatifitas
- Karena setelah pulang sekolah otak mereka bisa terbebas dari tugas tugas yang dipaksakan masuk
- Karena setelah pulang sekolah mereka bisa mencari hal hal yang mereka anggap menarik
Sejarah menunjukkan bahwa anak-anak pada jaman Yunani Kuno telah menganggap sekolah sebagai suatu kegiatan yang mengasyikkan dan menyenangkan karena mereka dapat mempelajari berbagai hal yang ingin mereka ketahui diwaktu senggang. Hal ini mungkin membuat orang jaman itu menamainya dengan Sekolah. Sekolah yang dalam bahasa aslinya, yakni skhole, scola, scolae, atau schola berarti 'waktu luang' atau 'waktu senggang'. Waktu senggang ini digunakan oleh orangtua Yunani untuk menitipkan anaknya kepada orang yang dianggap pintar agar memperoleh pengetahuan dan pendidikan tentang filsafat, alam, dan lain sebagainya.
Lalu mengapa mereka bergembira saat mendengar bel pulang ? Maka kesimpulan jawaban mereka adalah: karena saat berada di sekolah, jiwa kreatifitas, intelektual dan emosi mereka bagai dikurung di dalam penjara. Di sekolah mereka harus mematuhi peraturan peraturan, tugas dan kewajiban tanpa dialektika. Mereka tidak boleh berbicara saat belajar, mereka anak laki laki tidak boleh berambut panjang, mereka wajib menguasai semua pelajaran, mereka seolah olah tidak bisa mengembangkan bakat mereka. Semua itu membuat bathin mereka tertekan dan akan menimbulkan phobia karena mereka akan mendapatkan hukuman jika ada satu peraturan saja yang dilanggar.
Belum lagi mereka harus mempelajari semua pelajaran, mulai dari fisika, kimia, biologi, ekonomi dsb. Sebenarnya untuk apa seorang anak mendalami fisika jika ia berbakat dalam bidang informatika ? Untuk apa mendalami ekonomi jika berbakat dalam bidang fisika ? Biarlah anak mempelajari fisika karena dia memang memiliki bakat dalam bidang fisika. Jika ia memiliki bakat dalam bidang informatika, biarlah ia mendalami informatika. Jika ia memiliki bakat dalam bidang olahraga, biarlah ia mendalami olahraga. Biarlah bakatnya yang menuntun ke arah mana dia harus menjalankan kehidupannya.
@soniindrayana
@soniindrayana
Wah, ini artikel aku setuju banget ini!!! :D Salah satu hal yang paling membedakan antara sistem pendidikan di Indonesia dengan di negara-negara maju adalah bahwa di Indonesia, anak-anak sejak usia SMP sudah dipaksakan harus menguasai berbagai bidang pelajaran. Dalam waktu tiga tahun, mereka dijejali dengan berbagai macam ilmu, mulai dari Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Sejarah, Informatika, Bahasa Asing, dsb. Memasuki jenjang SMA, pengarahan minat bidang studi baru berlangsung pada kelas XI, dimana saat kelas X semua siswa masih wajib mempelajari seluruh mata pelajaran yang ada. Aku rasa ini sedikit pemaksaan. Seharusnya sistem pendidikan disusun agar para siswa yang memiliki kemampuan di bidang-bidang studi tertentu dapat mendalami bakat dan kemampuannya secara maksimal. Caranya, jangan jejali dan paksakan mereka dengan pelajaran-pelajaran yang tidak mereka sukai. Misalnya, betul kata Soni, siswa yang berbakat di bidang Ekonomi dan Sejarah tetapi tidak menyukai bidang sains-eksakta, sebaiknya diarahkan saja di dua bidang studi itu, dan jangan dipaksa untuk belajar Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, dsb. Nice article, Soni. Keep it up!!! Hehehe ... :D
Ya itu tadi :D manusia itu punya gelar "MASTER" dalam bidangnya masing-masing. Jangan disetarain.:D