contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Minggu, 27 Februari 2011
Pada pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2010, lebih dari 10% siswa didik dinyatakan tidak lulus. Kebanyakan dari mereka gagal pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Ironis, mereka gagal pada tes bahasa persatuan mereka sendiri.

Hal ini tak lepas dari kebiasaan orang Indonesia yang mengangap remeh penggunaan bahasa Indonesia karena bahasa ini sering digunakan dalam kehidupan sehari hari sehingga menganggap bahasa Indonesia mereka sudah benar dan kurangnya rasa cinta terhadap bahasa persatuan mereka.

Berikut beberapa contoh kesalahan dan ketidakefektifan dalam penggunaan Bahasa Indonesia :
  • Ketika pergi mengunjungi rumah gurunya, seorang murid memperhatikan seekor anjing yang berada dalam pekarangan rumah gurunya, lalu ia bertanya kepada gurunya "anjing ibuk?" (seharusnya "apakah anjing ini kepunyaan ibuk?" atau "anjing ini milik ibuk?")
  • "Ia berjalan sambil bergandengan tangan." (kalimat tersebut benar jika dikatakan atau ditulis "Ia berjalan sambil bergandengan tangan dengan pacarnya." atau "Mereka berjalan sambil bergandengan tangan.")
  • "Umumnya kenakalan remaja dari rumah atau keluarga yang rusak" (seharusnya ditulis "Umumnya, kenakalan remaja bermula dari keluarga yang tidak harmonis.")
  • "Mari kita liburan ke jakarta!" (seharusnya nama sebuah tempat diawali dengan hufur kapital)
  • "Marilah kita panjatkan puji dan syukur" (kata "panjatkan". apa yang dipanjatkan? jelas penggunaannya tidak sesuai dengan arti dari kata "panjat")
  • "Yang mana pada hari ini kita masih diberi kesempatan untuk hadir pada hari yang berbahagia ini" (penggunaan kata "yang mana" hanya untuk kata tanya; tidak ada hari yang berbahagia, yang ada hanyalah para hadirin yang berbahagia"
  • dan sebagainya
Bahasa Indonesia yang baik dan benar yang pada masa orde baru terus didengungkan dan diwajibkan penggunaannya kini seolah olah sudah mulai pudar seiring berjalannya waktu. Maraknya pembelajaran bahasa asing yang penggunaannya seolah menaikkan derajat penggunanya dan ketidakpahaman mesyarakat dalam pemakaian kata dan maknanya telah sedikit demi sedikit mengeser kedudukan bahasa Indonesia itu sendiri sebagai bahasa bangsa maupun bahasa resmi.


Namun patut disyukuri karna aktivitas pendidikan, tata negara, literatur dan pada rapat-rapat resmi masih dihiasi oleh bahasa Indonesia. Coba bandingkan dengan Filipina yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi walau mereka banyak memiliki bahasa daerah sendiri atau wilayah Sahara selatan Afrika yang masih memakai bahasa bekas penjajah mereka.

Tak ada salahnya kita mengikuti perkataan Bung Karno yakni "Jasmerah" yang berarti jangan sekali-kali melupakan sejarah. Kita harus menghargai usaha keras para pendahulu kita yang telah berusaha keras menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Penulis juga merasa bahwa bahasa Indonesianya sendiri masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan artikel ini.
Semoga bermanfaat bagi pembaca, dan tentunya bagi penulis sendiri.

@soniindrayana

| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI