Seringai alam pada suatu Senin
teriring kebahagiaan yang merdu
Engkau hadir dalam rasa insan yang tak menahu
akankah dirimu yang menghapus kelabu?
Dulu............
Debu dan kabut mendusin
semesta telah diselimutkan
ditutupi dengan segala tindak kebodohan
Suci putih bagai melati hanyalah mimpi diatas angan
Kehadiranmu membawa cahaya yang bagaikan panah berpelangi, menyinari setiap kegelapan yang dilalui, memupus segala warna hitam, memadamkan kobaran api kesesatan, menusuk hancur segala kedurjanaan.
Suci itu kini ada
Bukan lagi sebuah angan perangkai mimpi yang memimpikan pengwujudan harapan yang
mengharapkan realisasi khayalan dan yang menghasratkan khayalan
Pilar-pilar kesombongan runtuh
keadilan telah sembuh
Awan kelabu menjadi putih
Semesta yang rahmat akan diraih
Taman sari memekarkan kembang keharuman
Menggugurkan segala rasa kebusukan
Tak kutahu semembahana apa alam ketika itu
dengan senyum menyambut dirimu
sang penghancur kelabu
sang penghapus debu
Citra semesta dalam senyuman
untukmu yang membawa cinta
yang melipurkan segala kebencian
yang merintangi segala kasta