Di taman belakang rumah, aku
menyandarkan punggung di sandaran kursi kayu yang nyaman ini, merelaksasikan
tubuh di pagi hari nan segar sambil ditemani sekelompok burung yang
menyenandungkan nada. Udara segar merasuki saluran pernafasan, ah segarnya. Mikal,
keponakanku, ikut duduk di dekatku meski tidak berinteraksi langsung. Ia memang
sering menginap di rumahku saat kesibukan sekolah dan les privat dua kali
seminggu di rumah libur. Mikal sedang sibuk dengan komiknya, tidak akan
menyahut apabila disapa, jiwanya sudah berada dalam dunia komik. Jadi,
kupikir lebih baik kubiarkan saja dan aku bisa menikmati hari liburku dengan
damai.
“Paman!” Suara Mikal yang bernada
tinggi mengejutkanku yang setengah melayang. Ia sudah berada dibelakangku
sambil meletakkan tangannya di sandaran kursiku. “Apa sih? Bikin kaget aja”
Jawabku sedikit kesal. “Aku boleh cerita gak?” Harapnya dengan semangat.
Ya berhubung aku adalah
pribadi yang suka bercerita dan mendengar cerita, jadi tentu aku tidak akan
menolak.
