Aku tahu siapa diriku, aku pun tahu
siapa engkau. Semua tahu bahwa apabila
Sang Maha Raja membuat objek dalam segaris, maka akan selalu segaris meskipun
harus menjadi miris.
-------
Aku dan engkau berada pada sebuah
langit nan megah dan kita memiliki jalan yang sama, pikirku. Tapi tak
terbayangkan oleh benakku jika suatu saat nanti kita saling memeluk dalam
sebuah perpaduan yang masyhur. Aku bukan apa apa, bagi Bumi, aku tidak lebih
dari sekedar teman dekat bagi sang bintang yang jauh dan cahaya temaram untuk
malamnya, yang baru hadir setelah orang-orang mengakhiri denyut hari bersamamu.
Sedangkan engkau adalah sosok yang seolah dititipi secercah wibawa Sang Maha
Abadi. Engkaulah yang membuat mereka tertunduk, seakan tak mampu melihat
kecantikanmu, sekalipun tudung melingkupimu, pesonamu tetap memancar jernih
bagai tak bercela. Kalau saja kita benar-benar ada dalam satu garis, maka waktu
yang bengis itu akan menyatukan kita, membuat kita terus mendekat mendekap
sekalipun semesta menjadi miris dan gempar.
