Salman
memejamkan mata, mengingat beberapa kejadian dalam masa lalu kehidupannya.
Menjadi seorang bangsawan di sebuah kerajaan besar, menjadi penjaga kuil api,
melintasi daratan dengan berganti keyakinan hingga mendaratkan langkahnya di
sebuah tempat yang diapit dua buah bidang tanah yang berbatu hitam dan bertemu
dengan seorang yang memberikannya kedudukan utama.
Usianya telah menginjak matang, kumbang sukmanya telah menginginkan setangkai kembang untuk dihinggapi, "kinilah saatnya" begitu yang dirasa hati. Pemikiran akal sehat telah membuat ruhnya yang suci memilih seorang gadis muslim lagi shalihah yang telah melukiskan garis indah bak lakaran pelangi dalam kalbunya. "Aku akan melamarnya" niat itu sudah timbil di hati , ia kemudian pergi menemui sahabatnya.
"Wahai sahabatku, aku ingin menyampaikan maksud kedatanganku padamu. Aku membutuhkan bantuan darimu." Salman berbicara dengan nada rendah
Usianya telah menginjak matang, kumbang sukmanya telah menginginkan setangkai kembang untuk dihinggapi, "kinilah saatnya" begitu yang dirasa hati. Pemikiran akal sehat telah membuat ruhnya yang suci memilih seorang gadis muslim lagi shalihah yang telah melukiskan garis indah bak lakaran pelangi dalam kalbunya. "Aku akan melamarnya" niat itu sudah timbil di hati , ia kemudian pergi menemui sahabatnya.
"Wahai sahabatku, aku ingin menyampaikan maksud kedatanganku padamu. Aku membutuhkan bantuan darimu." Salman berbicara dengan nada rendah
