contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Kamis, 06 Juni 2013

Malam sebagaimana biasa, gelap sepeninggal matahari yang undur diri pada sang hari, meninabobokan segenap insan yang merasakannya bersama para bintang-bintang  yang tinggi nan jauh mengangkasa. Seorang lelaki bernama Muhammad tertidur pulas dalam kebersahajaan malam yang selalu akrab bersamanya, layaknya sang siang. Tidurnya nyenyak dan berteladan.
Sesosok yang sangat asing wujudnya mengusik tidur Muhammad, ia terbangun namun tak terlihat olehnya siapapun, hanya sepi-sepi keadaan berteman malam dan ia pun kembali berbaring. Sosok misterius tadi menghampirinya untuk kedua kali, hingga yang ketiga, sosok misterius mengangkat tubuh Muhammad hingga berdiri di sisinya. Sosok misterius itu bukanlah orang asing bagi Muhammad. Mereka pernah bertemu, mereka pernah berinteraksi dan telah ada relasi di antara mereka. Jibril, begitulah sosok misterius itu dikenal semesta. Seorang jenderal bagi seluruh kaumnya, dan sosok yang dihormati semesta.

Jibril mengajak Muhammad menuju pintu bangunan mesjid, disana ia melihat sesosok makhluk mirip hewan namun terlihat begitu asing. Warnanya putih, perawakannya seperti peranakan antara kuda dan keledai, sayapnya indah bagai cendrawasih, dan langkahnya sejauh mata memandang. Muhammad diajak menunggangi makhluk yang mirip kuda bersayap itu oleh Jibril, melintasi malam menuju utara Yastrib dan Khaibar, hingga tiba di Al-Aqshaa, Yerusalem,  dalam waktu yang sangat singkat.
Di Yerussalem, Muhammad dan Jibril bertemu beberapa lelaki pilihan Raja Semesta dan beribadah disana. Setelahnya, Muhammad disuguhkan dua buah gelas, satu gelas berisi anggur dan satu gelas lagi berisi susu. Muhammad menggenggam gelas berisi susu, kemudian meneguk isinya meninggalkan gelas berisi anggur.
“Engkau telah diberi petunjuk kepada jalan yang benar dan memberi petunjuk kepada umatmu. Wahai Muhammad! Anggur itu terlarang bagimu, Jibril menyeru kepada Muhammad.
Seperti yang pernah terjadi pada beberapa lelaki pilihan lainnya, seperti Nuh, Ilyas dan Isa dengan ibunya, Maryam, Muhammad pun diangkat keluar dari kehidupan di bumi mengangkasa menuju langit bersama Jibril yang kini telah berubah ke wujud aslinya. Dengan menunggangi makhluk mirip kuda bersayap yang bernama Bouraq itu, mereka meninggalkan Al Aqshaa, menuju ke suatu tempat nan entah dimana, jauh sejauh-jauhnya melintasi ruang dan waktu serta bentuk lahiriah bumi, melewati tujuh lapisan langit.
Disana, Muhammad kembali bertemu dengan lelaki pilihan yang ia temui di Yerusalem, meski kali ini dalam wujud ruhani. Muhammad melihat Yusuf yang wajahnya membuat ia terkagum-kagum.
“Wajahnya laksana cahaya rembulan saat purnama,” ucap Muhammad memuji Yusuf.
Di langit berikutnya, Muhammad berkata lagi, sekeping anak panah dari surga lebih baik dari segala yang ada di bawah matahari, dari tempat terbit dan tenggelamnya. Jika wanita surga tampak pada penduduk bumi, maka ruang antara langit dan bumi ini akan dipenuhi cahaya dan keharumannya.”
Berbagai macam pemandangan dilihat oleh Muhammad, hinga puncaknya di suatu tempat bernama Shidrat Al-Muntaha, berakar pada singgasana Arsy. Puncak semesta, puncak segala ilmu pengetahuan, yang setelahnya tak satupun makhluk mengetahui misterinya. Di puncak semesta itu, Jibril tampak dihadapan Muhammad dengan segala kemegahan. Muhammad melihat Jibril ketika Sidrat Al-Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya dan tidak melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda kekuasaan Tuhannya yang paling besar.*
"Wahai Muhammad, temuilah Allah. Aku hanya bisa mengantarmu hingga di sini. Selangkah lagi aku mendekati Arsy, maka pastilah aku akan terbakar." Kira-kira begitulah yang diucapkan Jibril kepada Muhammad.
Muhammad luar biasa takjub atas apa yang ia lihat. Sebuah tempat yang luar biasa indah, sebuah tempat yang menyisihkan segala keindahan dunia.Tempat agung ciptaan Allah yang Maha Sempurna. Cahaya-Nya turun meliputi Sidrat Al-Muntaha dan segala yang ada di sisinya. Muhammad menatap tanpa berkedip dan tanpa berpaling.
“Aku berlindung kepada Cahaya Keridhaan-Mu. Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah.”



*QS. An-Najm 16-18


| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI