contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Minggu, 30 Maret 2014


            Papa sedang asyik membaca tabloid olahraga sepakbola kesukaanya diatas meja makan. Ditemani segelas jus alpokat membuat perasaannya sangat tenang di siang yang begitu terik. “ting tong”. Suara bel seakan memecah ketenangan siangnya, ia mencoba memperhatikan lagi dengan pendengarannya bahwa yang ia dengar adalah suara bel. “ting tong” ya ternyata apa yang ia dengar tidak salah, ia berdiri melipat koranya dan bergegas menuju pintu rumah. Dibukanya pintu, terlihat sesosok lelaki muda telah berdiri dengan senyum menawan di depan pintu. Kulitnya putih, bola matanya hitam pekat begitu pula dengan rambutnya, pakaian kaos hitam dibawahi dengan celana jeans biru. “Assalamu’alaikum om” salam terucap dari bibirnya yang tipis. “Wa’alaikumussalam. Ada apa nak?” Menjawab salam dan tanpa pikir panjang langsung papa bertanya maksud kedatangannya dengan cara yang halus dan hanyut. “Sarah ada om?” bertanya dengan malu-malu.
“Nama kamu siapa? perkenalkan diri dulu dong.” Tatapan papa menusuk tajam kearah si pemuda, ekspresi wajahnya berkesan menguji. “Oh iya, maaf om. nama saya Andri, saya teman sekolahnya Sarah” dengan malu-malu bercampur percaya diri, Andri memperkenalkan dirinya sambil menjabat tangan papa.

“Oh ya, yang tadi om, Sarah ada?” Kembali mengulang maksud hati
“Ya ada. dia lagi di kamar.”
“Hmm boleh om saya ajak Sarah keluar?” Andri bertanya dengan jantung yang berdebar-debar. “Masuk dulu-lah nak Andri, ayo masuk. duduk dulu. Jangan buru-buru, kamu pasti capek.” Papa dengan akrab merangkul bahu Andri, mempersilahkan menduduki kursi ruang tamu. “Bi, ambilkan minum untuk nak Andri. Kasih yang dingin, dia pasti haus” Perintah papa ke Lis, pembantu di rumahnya. “Gak usah om, jangan repot-repot”. “Sudah, tidak apa-apa”.
            Diam-diam Sarah yang terkejut melihat kedatangan Andri langsung menghambur ke kamar adiknya, Dira, dan mengintip dari balik pintu kamar Dira yang berhadapan langsung dengan ruang tamu, hatinya bergetar, bertanya-tanya apa yang dibicarakan papanya dengan Andri. “Ngapain kakak disini?” Suara Dira tiba-tiba mengagetkan Sarah. “Ssst diam ah kamu!” Wajah Sarah berubah setelah ditegur Dira, “Kamu diam aja. Kakak gak bakal ganggu kamu.” sergah Dira dengan sedikit mengancam. “aku bilang papa nanti!”. Dira balas mengancam.
“Eh eh iya iya, nanti kakak traktir kamu makan. tenang aja. Tapi jangan bilang ke papa kalau kakak mengintip dari kamar kamu”
“Hmmmmm jadi ada tawar menawar ni. Ternyata ada sesuatu di ruang tamu. Aku mau lihat dong” Dira penasaran “Tidak usah! Anak kecil gak perlu tahu” langsung Sarah mencegah Dira.
            “Jadi maksud kedatangan nak Andri kesini dalam rangka apa? minjam buku? belajar bersama? atau?” Papa Sarah mulai menyelidiki
“Eh anu om, saya mau minta izin bawa Sarah keluar.” dengan gugup Andri berterus terang. “Tapi cuma sebentar kok om. Mau ajakin Sarah makan aja. Sebentar om, sebelum maghrib udah pulang kok.” Rasa gugup dan takut semakin menggerogoti tubuhnya, keringat mulai membasahi kening Andri.
“Ooh mau pergi makan” tawa tersembur dari mulut papa “Bilang toh daritadi. Ayo kita ke meja makan, om tadi beli Spaghetti dua, tadinya untuk tante, tetapi karena ada kamu om kasih aja. Kamu pasti lapar.” Papa berdiri membimbing tubuh Andri menuju meja makan. “Tapi om”, Andri mencoba mengelak. “Tidak usah sungkan, ayo makan saja” Papa sukses memaksa Andri menuju meja makan, niat Andri untuk mengajak Sarah makan berdua berakhir di meja makan bersama papa Sarah, bersantap berdua sang wali.
            “Om, saya pamit pulang dulu. Lain kali saja saya ajak Sarah makan.” Sambil menggaru-garuk kepalanya, Andri pamit. “Oh iya om, saya mau ngasih bukunya Sarah, ini tadi ketinggalan di sekolah” Andri menyodorkan buku tulis bersampul cokelat padi ke tangan papa. “Sarah, sini sebentar.” papa memanggil Sarah, “Ini si Andri balikin buku kamu.” Melihat Sarah sang pujaan hati berdiri di hadapannya, Andri langsung mengalami salah tingkah, ia menyeka keringat di kepala, matanya tidak tentu arah, dan tangannya terkadang menyentuh nyentuh bagian-bagian sepeda motor gedenya. “Makasih ya Ndri” suara halus Sarah semakin membuat hati Andri bersemi bak sakura, tidaklah sia-sia kedatangannya sore itu, walau rencana gagal, paling tidak ia berhasil melihat sang manusia pengisi hati. “I...iya. sama-sama Sarah” kalimatnya patah-patah.
 “Om pamit ya, Sarah.” Andri melajukan motornya meninggalkan rumah Sarah. Perasaanya bahagia tak terperi, baru melihat Sarah saja rasanya sudah seperti melihat surga, pikirnya, apalagi kalau bisa menjadi kekasihnya.

-------

            “Andri tadi makan pa?” Sarah bertanya. “Iya, kenapa memangnya? Tadi dia lapar, Mau ngajakin kamu makan. Tapi kebetulan di rumah ada spaghetti, papa kasih aja buat dia. Soalnya mama kamu belum pulang.” Papa menjelaskan cerita dengan santai tanpa perasaan berarti. Sarah setengah kecewa, “Papaaaa! Dia kan mau ajakin Sarah makan. Kok papa malah ajak dia makan. Ah papa.” wajah Sarah mengekspresikan kekecewaannya, tidak terima dengan sikap papa yang dia anggap terlalu protektif dan picik. Ia beranjak menuju kamarnya dengan langkah yang sedikit terpaksa dan dihentakkan keras.

PUPUS. Hahahahaha


*Apapun amanah dari cerita ini, itu tergantung perspektif anda ;)


---------------------------------------------------------------------------------------------------------




| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI