contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Selasa, 15 Maret 2016
Kepada Yang Tersayang,
        Adik-adikku                                                                      
      di masa depan      

Dengan penuh rasa cinta dan kasih,
Hai adik-adikku, biar aku perkenalkan siapa aku. Ehm, rasanya mungkin tidak perlu, anggap saja aku ini adalah kakak, teman atau saudaramu yang akan berbagi cerita tentang “oleh-oleh” yang kubawa dari kehidupanmu.
Aku hidup di masa lalu, dan beberapa waktu yang lalu aku menyempatkan diri berkunjung ke masa depan, masa tempat kalian tinggal sekarang. Sebenarnya kita seumuran, tapi karena di masa kalian aku akan berusia lebih tua, maka biarlah aku memanggil kalian dengan sebutan adik sedang kalian boleh memanggilku apa saja. Setuju, kan? Sesuai dengan kata-kataku tadi, aku akan bercerita tentang kesan-kesan selama berada di masa depan.

Awalnya, aku menyaksikan masa depan sebagai masa yang luar biasa. Aku sangat takjub bahkan sampai terpana melihat masa depan tempat kalian hidup. Kulihat ada sebuah benda  berbentuk persegi panjang pipih yang bercahaya, lalu dari sumber cahaya itu keluar berbagai macam gambar seperti televisi dan salah seorang teman kalian yang kutanyai bilang kalau benda tersebut adalah smartphone. Sambil tersenyum sinis dan mengejek, ia menjelaskan apa-apa saja fungsi benda itu. Aku semakin terpana, bahkan membuat mulutku menganga. Dalam benakku, akan lebih mudah bagiku untuk mengobrol dengan teman-teman tanpa harus keluar rumah lagi, malah smartphone bisa membuat penggunanya bisa berhubungan dengan manusia di daerah mana saja. Andai saja benda ini sudah ada di masaku, mungkin aku bisa menghubungi Nobita!
Kemudian aku berjalan-jalan lagi, dan melihat sebuah ruko yang suaranya sangat bising. Di pintu masuk tertulis: Warnet, Warung Internet. Di sana, anak-anak seumuranku begitu candu mengotak-atik keyboard komputer sampai pandangannya tidak memerhatikan aku yang berdiri planga-plongo di sisinya. Di layar komputer yang sangat tipis dibanding layar di masaku itu, ditampilkan permainan-permainan yang aku tidak kenal. Kata orang yang menjaga toko yang disebut warnet itu, para pemain bisa bermain game dengan orang di manapun! Barangkali aku tidak perlu lagi jauh-jauh ke lapangan untuk bermain ya!
Setelah melihat smartphone dan game di warnet, aku melihat lagi kalian sangat lihai mengendarai sepeda motor meski kaki kalian belum sampai ke tanah. Wah, padahal di tempatku hanya orang-orang dewasa yang boleh pakai sepeda motor. Bahkan banyak diantara kami yang sulit secara ekonomi untuk membeli sepeda yang dikayuh alih-alih membeli sepeda motor. Kalian bahkan dengan asyik dan santai meliuk-liuk di jalanan dengan kencang, sampai-sampai para pejalan kaki terlihat merasa awas dan menggeleng-gelengkan kepala.
Oh ya, aku juga melihat banyak dari kalian yang menyanyikan lagu-lagu yang aku tidak mengerti maknanya. Cinta cinta gitu deh, padahal di tempatku, kami bisa dimarahi oleh orangtua kami kalau menyanyikan lagu itu. Biasanya kami diberikan lagu yang katanya sih sesuai dengan umur kami, dan setiap sore kami menonton acara-acara khusus lagu-lagu untuk kami di televisi.
Hem apa lagi ya? Oh iya! Aku juga sedikit heran kenapa lapangan di tempat kalian sangat sepi ya? Padahal di tempatku anak-anak seumuran kita sering menghabiskan sore di sana. Ya walaupun aku sebenarnya jarang keluar rumah, tapi aku sering kok menyaksikan pemandangan seperti itu, apa lagi saat sore itu langit dihiasi layangan. Eh aku sebenarnya juga tidak pandai menerbangkan layang-layang kok.
Apa lagi ya yang bisa aku ceritakan? Bingung karena banyak sekali hal-hal menarik di masa kalian. Tapi meskipun merasa takjub, aku malah juga merasa heran dengan hidup kalian. Bahkan aku cenderung bertanya-tanya, kenapa sih kalian itu?
Di masaku, untuk bercengkrama satu sama lain, biasanya kami akan pergi ke lapangan atau main ke rumah teman-teman kami. Cukup duduk di lapangan, maka kami akan didatangi teman dan kemudian bermain apa saja, cipak cipung, tongkak dingin, polisi-polisian, cakbur atau main lompat tali. Apa kalian tahu permainan seperti apa itu? Mungkin tidak karena saat aku tanyakan kepada teman kalian, ia bilang tidak ada permainan seperti itu di smartphone nya. Nah kalian, katanya bisa saling berhubungan dengan orang di daerah mana saja, tapi kulihat ada diantara kalian yang bahkan tidak saling menyapa saat duduk bersebelahan. Mungkin itu karena kalian sibuk berhubungan dengan teman kalian di dalam smartphone.
Di masaku, tidak banyak lagu-lagu yang kam tahu, tapi kami sering sekali bernyanyi. Kami bernyanyi untuk bersenang-senang, biasanya lagu kami berisi puja-puja terhadap orangtua, guru, teman, Negara dan agama kami. Tapi kalian bernyanyi lagu-lagu yang aku sendiri tidak mengerti maknanya apa. Kekasih, sayang, cinta dan pacar itu apa sih? Aku tidak mengerti. Bisakah kalian yang bercerita tentangku?
Di masaku, uang yang aku dan teman-temanku dapatkan tidaklah ada apa-apanya dibandingkan yang kalian dapat. Tapi, aku dan teman-temanku benar-benar tidak terlalu tahu dengan uang. Asalkan uang yang kami punya sudah bisa membeli sate bungkus cerocok dan segelas es batu yang diserut, itu sudah cukup bagi kami. Tidak pernah kami meminta uang banyak-banyak untuk membeli bensin, atau pulsa dan paket internet. Ah, itu apa?
Di masaku, hari Minggu adalah “surga”. TV bisa menjadi milik kami sejak pagi. Selesai sholat subuh, atau mungkin bagi yang ikut didikan subuh, pasti akan segera menyalakan televisi. Kau tahu, dik? Sampai tengah hari kami disuguhkan tayangan-tayangan animasi yang aneh-aneh tapi memiliki arti di hati kami. Memang sih, Doraemon dengan kantong ajaibnya, atau Dragon-Ball, Beyblade, Captain Tsubasa, Let’s & Go, Yugi-Oh mungkin akan kalah kalau “berkelahi” dengan orang-orang yang bisa berubah jadi serigala dan harimau, tapi kami mengerti apa itu persahabatan dan bagaimana cara menolong sahabat meski diperlakukan dengan buruk. Ya tanpa harus menjadi harimau yang bulunya seperti domba.
Wah, aku bingung nih mau bercerita apa lagi kepada kalian, adik-adik. Yang bagus, biar kalian juga tahu bagaimana hidup di masaku, ayo main kemari! Aku akan menyambut kalian dan mengajak kalian berkeliling masa lalu. Barangkali ada oleh-oleh yang bisa kalian bawa pulang sekaligus bisa menyaksikan cara kami tertawa dan membangun hidup. Sudah dulu ya, kuakhiri dulu surat ini. Kapan-kapan aku sambung!

                                                                                                Salam sayang,


                                                                                        Seseorang dari masa lalu




| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI