“Lurus
dan rapatkan shaf!”
Seperti itulah kata-kata himbauan
yang biasa diucapkan seorang imam sholat tatkala hendak memulai sholat
berjamaah. Namun, apakah makmum telah mengikutinya atau hanya sekedar
menganggap hal tersebut sebagai formalitas belaka dalam sholat berjamaah?
Islam adalah agama yang sangat
sempurna, mengatur hal mulai dari yang kecil hingga besar, dari bawah sampai ke
atas, dan dari kanan sampai ke kiri. Tidak luput dalam aturan tersebut perihal
meluruskan shaf dalam sholat berjamaah yang sepertinya adalah hal sepele. Perlu
diketahui, Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya melurus dan merapatkan
shaf, bahkan Rasulullah mengancam akan timbul perselisihan dan perpecahan
apabila umatnya sholat berjamaah dalam shaf yang renggang.
Nabi Muhammad bersabda ”Hai hamba-hamba Allah, kalian
benar-benar meluruskan shaf kalian (jika tidak) Allah akan (menimbulkan
perselisihan) di antara wajah-wajah kalian.” (HR Muslim dan Ahmad).
Sudah jelas bukan? Kita harus jujur, masalah
shaf adalah masalah yang sangat amat sering luput dalam perhatian umat saat
ini, kita sholat berjamaah laksana sholat sendirian, tidak memerhatikan
saudara-saudara di sisi kita. Bahkan ada beberapa orang, ketika saudaranya
berusaha merapatkan kaki, ia menjauhkan kakinya. Padahal hikmah sholat
berjamaah tidak hanya sekedar sholat bersama, melainkan adanya proses penguatan
dalam persaudaraan.
Mungkinkah
hal ini yang menyebabkan umat Islam terpecah? Sederhana, bagaimana mau
menyatukan ratusan juta umat Islam kalau untuk menyatukan shaf dalam sholat
saja belum bisa? Shaf yang benar adalah cerminan dari kekuatan umat.
Dalam
hadits diatas, sudah jelas bahwa salah satu biang keladi perpecahan adalah shaf
yang tidak lurus dan rapat. Dan nukankah
setan sangat bahagia ketika ia berhasil memecah belah suatu umat?
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا
بِالْأَعْنَاقِ
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى
الشَّيْطَانَ
يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
“Rapatkanlah shaf-shaf kalian, saling berdekatanlah, dan luruskanlah
dengan leher-leher (kalian), karena demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggamannya,
sesungguhnya aku melihat setan masuk dari celah-celah shaf seakan-akan dia
adalah kambing kecil.” (HR Abu Dawud)
![]() |
Perbandingan Shaf yang benar dan yang salah |
Kalau
kita perhatikan shaf-shaf yang tidak benar, bukankah itu bukti bahwa sudah
sangat banyak setan yang menyelinap dan berdiri bersama dalam sholat kita? Na’udzubillah.
Padahal Allah telah berjanji bahwa sholat akan mendatangkan kebaikan berupa
tercegah dari perbuatan yang keji dan mungkar sesuai yang tertera dalam QS. Al-Ankabut
ayat 45.
Allah akan merahmati siapa-siapa yang
menyambung shaf, dan tidak akan memberikan rahmatnya pada orang yang memutuskan
shaf.
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ
“Luruskanlah shaf kalian, karena
meluruskan shaf termasuk tegaknya sholat.”
(HR Bukhari)
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوفِ مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ
“Luruskanlah shaf kalian, karena
meluruskan shaf termasuk kesempurnaan sholat.”
(HR Ibnu Majah)
مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
“Barangsiapa menyambung suatu shaf,
niscaya Allah menyambungnya (dengan rahmatNya). Dan barangsiapa yang memutuskan
suatu shaf, niscaya Allah memutuskannya (dari rahmatNya).”
(HR An-Nasa’i)
“Wallahu
a’lam bish shawab”