contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Kamis, 23 Oktober 2014
          Barangkali sebuah perjuangan tidak melulu dilihat dari hasil yang dicapai, mungkin kenikmatan-kenikmatan yang kelak akan dirasakan itu jauh lebih penting. Ya, mungkin begitulah kata-kata yang pas untuk menggambarkan sosok salah seorang tokoh di Indonesia bernama Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Tokoh yang bagi sebagian masyarakat, telah gagal dalam mencapai tujuannya memimpin negeri ini. Ia kalah dan suara dari pendukungnya, mungkin, tidak lebih banyak dari pemenang pemilu 2014.
            Jika beberapa tahun lalu ditanyakan kepada masyarakat tentang siapa orang bernama Prabowo Subianto, saya yakin dan percaya bahwa sebahagian besar dari mereka akan mengatakan bahwa Prabowo adalah seorang pembunuh, pelanggar HAM, penculik, pengecut, pecundang, pengkhianat dan segala macam stigma yang bernilai negatif lainnya. Seolah-olah, ketika jenderal bintang tiga termuda dan terfenomenal ini hendak maju dalam pertarungan menuju kursi RI-1, hanya akan menimbulkan persepsi miring bahwa hal itu akan sia-sia karena rakyat membencinya. Belum lagi ketika fakta menunjukkan ia akan menghadapi tokoh yang tengah naik daun di media massa, peluangnya seperti akan segera tertutup.

            Namun siapa sangka, ketika ia meresmikan pencalonan dirinya pada tanggal 20 Mei 2014 yang lalu bersama Hatta Rajasa, dukungan rakyat datang bak air bah yang mengalir deras. Koalisi yang dibangun bersama mayoritas partai dan dukungan tokoh ulama Islam semakin menguatkan posisinya, dan memperbesar peluangnya untuk menduduki kursi orang nomor 1 di Indonesia.


            Penilaian publik langsung berputar 180 derajat. Dari yang semulanya dipersepsikan dengan segala hal yang bersifat negatif, kini menjadi idola dan pujaan baru di kalangan masyarakat. Dimana-mana nama Prabowo dan Hatta dielu-elukan dan disanjung. Fotonya laris manis di kalangan masyarakat. Para musisi dan seniman berkarya untuk menyanjung sekaligus memberikan dukungan kepadanya. Elektabilitas yang semula tertinggal jauh dari sang pesaing meningkat drastis dan membuat banyak orang yakin bahwa Prabowo-Hatta akan memenangkan pertarungan pemilu 2014 ini.
            Tapi apa dapat dikata, sebagian besar rakyat dalam hitungan quick count dan real count menunjukkan bahwa pasangan Prabowo Hatta kalah dari pasangan Joko-JK yang akhirnya dilantik pada 20 Oktober lalu. Harapan pendukung Prabowo pupus, dan harus dikubur dalam-dalam. Prabowo telah gagal menjadi pemimpin RI, dan (mungkin) telah gagal pula dalam memenangkan hati sebagian besar pemilih untuk memilihnya.
            Tapi satu hal yang harus dicermati, bahwa sesungguhnya Prabowo tetaplah pemenang dan telah memenangkan pertarungannya dengan Joko Widodo dalam arena yang lain. Di tengah terjangan dan tudingan mayoritas media yang dengan sadis menyudutkan reputasinya, ia tetap mampu mendapat suara lebih dari 60 juta pemilih (Bahkan bisa jauh melebihi itu). Saat kariernya yang gilang gemilang harus hancur lebur karena kedengkian dan fitnah, ia tetap memiliki tempat di hati banyak orang. Ketika negara-negara lain memprotes dan menentang pencalonannya karena dianggap sebagai pelanggar HAM-burger, Prabowo tetap menerima dukungan besar yang entah bagaimana bisa semakin membesar ditengah terpaan badai yang mengarah kepadanya.
            Di tengah label-label negatif yang tiada henti pasca 1998, rakyat sepertinya mulai melihat siapa sosok Prabowo sebenarnya. Melihat sorot mata, ucapan, gesture dan senyumannya barangkali mampu menyadarkan dan membangunkan masyarakat dari tidur panjang di atas kasur stigma negatif.
            Kini Indonesia telah memiliki pemimpin baru dalam sosok Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla. Tapi dunia yang bulat selalu berotasi tiada henti, waktu-Nya selalu berjalan maju meski segala sesuatu yang ada dibelakang tidak mungkin hilang begitu saja. Gaya baru yang katanya fleksibel penuh kesederhanaan barangkali dapat memikat hati banyak orang, tapi patut dipahami bahwa seorang “pelayan” tidak dinilai dari bagaimana penampilan dan gayanya, melainkan dari apa yang mampu ia berikan kepada yang dilayaninya
            Prabowo memang kalah dalam pertarungan menuju kursi RI-1, tapi faktanya ia tetap menjadi pemenang, karena telah memenangkan hati begitu banyak masyarakat, mulai dari anak kecil hingga orang-orang tua sekalipun. Cita-citanya yang luhur untuk Indonesia tiada mampu dibantah oleh seorangpun. Apapun yang dikatakan orang, Prabowo Subianto Djojohadikusumo tetap seorang prajurit yang pernah bergulat dengan maut demi Indonesia, ia tetap seorang penderma yang pernah menyumbangkan banyak hartanya demi saudara sebangsa dan setanah airnya, ia tetap seorang tokoh yang akan selalu dikagumi, ia tetap seorang manusia yang bercita-cita luhur bagi Indonesia, ia tetap akan tercatat dalam sejarah sebagai seorang yang pernah berjasa bagi Ibu Pertiwi, meskipun semua itu tidak membuatnya menjadi “terkenal”.


-Soni Indrayana-



*foto dari akun Facebook Prabowo Subianto

| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI