contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Jumat, 20 Maret 2015
Aku mengigal di bawah mandi cahayamu, sambil menatap dengan segala arti yang dapat kusiratkan melalui mata ke arah kemolekanmu. Kedua kakiku mencengkram dahan tempatku berpijak. Sedang hatiku, seraya berselimut keluh kesah, terus saja menanti-nanti apa yang ‘kan kuterima darimu.
Latar syahdu, meski sendu, mampu kunikmati dengan segenap mimpi dan fantasi. Membiarkan udara malam purnama merasuki jiwa dan merasakan tiap-tiap titiknya yang membakar sukma. Semakin lama, semakin elok kau terlihat. Semakin membumbung tinggi gelora.
Keangkuhanku adalah peneman aura anggunmu pada sang bumi tiap-tiap purnama berkilau. Mereka berkata perihal keangkuhanku dalam kemilau cahayamu, mereka katakan aku sebagai belenggu kebenderanganmu. Suaraku adalah seperti iblis bagi pendengaran mereka, dan rupaku bagai seonggok tubuh buas yang membawa kemistisan. Nisbi memang, tapi tahukah engkau betapa terkadang itu membuatku lebih memilih berada di sini, memandang keelokanmu dengan penuh kemesraan dalam perenungan yang takzim.

Duhai engkau yang diciptakan Sang Pencipta Semesta, mungkinkah kelak aku ada pada dirimu yang cemerlang itu? Ah, pertanyaanku ini pasti tiada akan engkau jawab. Perbedaan yang ada benar-benar telah membedakan kita. Aku  melompat dari tempatku berdiri, mengepakkan sayap-sayapku yang kokoh membentang, memindahkan tubuhku menuju dahan lainnya, semata-mata agar aku dapat melihatmu lebih dekat.
Di ujung gelisah aku tetap tak henti memandangi. Pawana malam semakin dingin menerpa bulu-buluku yang kecoklatan dan itu tidak kupedulikan. Lembut lakumu menghangatkan jiwa yang dingin, bagai memberi cahaya setelah diterpa kegelapan nelangsa dalam waktu yang lama. Tak banyak yang dapat kulakukan, saat ini. Sang Siang seperti enggan berteman denganku, walau terkadang aku lari darinya.
Aku memutar balik tubuhku. Membelakangi cahayamu yang memukau itu. Menatap hamparan tumbuhan kesunyian yang kau mandikan dengan cahaya. Mataku yang tajam melihat berbagai macam makhluk menatapku dengan penuh ketakutan di bawah sana. Gemerisik bunyi dedaunan yang mereka pijak seperti merusak kesyahduanku bersamamu. Aku memilih diam dan membiarkan mereka bergerak sesuka mereka kemanapun mereka tanpa kuperhatikan.
Aku berbalik lagi ke arahmu. Kali ini bersama mata yang semakin sendu, terjerumus dalam kerinduan yang melumpuhkan segala angan. Benih keanggunan yang merangkum malam, menyiratkan sesuatu yang dimiliki sang waktu.

-------

            Ketika kehendakmu ingin mengetahuinya, janganlah sekali-kali engkau bertanya. Sungguh yang daripada itu akan memberikan penyiksaan dalam keindahan. Kan kubiarkan keingintahuan melingkupimu dengan sayapnya. Cukup semesta menjadi jalur siratan pesan yang bisa saja tiada tersampai, menunggu hingga engkau menyingkapnya sendiri.



| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI