Aku memandang ke arah bentangan semesta di
hadapanku, lalu kututup kedua mata.......
Fantasiku
menggelayuti segenap pikiran, terbentang perasaan-perasaan sang angan-angan,
membumbung tinggi kemudiann mencapai batas.
Kurasa air yang
sejuk
Kurasa angin
yang lembut
Kurasa cahaya
yang hangat
Dalam kemilau
keindahan, aku hendak melihat.......
Fantasiku terus bersama
Dalam kenyataan fana tanpa menjelma
Pada wujud cantik tak bernama
Di kesunyian hati untuk bercengkrama
Jika khayal tak
setinggi real, bisakah ia untuk lebih faktual?
Saat fantasi di
sisi, maka siapa yang mampu mengisi?
“It blossoms like a rose, and fades
away like morning dew”