Sejak dulu
saya adalah orang yang jarang meminjam buku, apalagi dalam waktu yang lama. Hal
demikian adalah karena saya lebih suka membeli buku, ketimbang meminjamnya.
Saya memang gemar menukar uang dengan buku meskipun saya bukan seorang kutu
buku.
Saya lebih
senang membeli buku sebenarnya bukan karena saya punya banyak uang atau selalu
meminta kepada orangtua agar dibelikan buku (orangtua biasanya akan mencarikan berapapun
uang untuk membeli buku, kan?), walau buku-buku saya banyak yang didapat dari
hasil “mengemis” kepada orangtua. Sejak sekolah dulu saya sadar (banyak gaya
ya?) bahwa ilmu pengetahuan itu mahal, apalagi untuk sekolah dan kuliah.
Jujur, saya merasa
miris melihat banyak kids jaman now yang perhitungan banget untuk
beli buku. Ingin yang paling murah dan kalau bisa gratis. Bahkan pernah saya
lihat ada yang merengek karena jurnal yang dia cari semuanya berbayar, tidak
bisa begitu saja disimpan lalu dicetak dan dibaca. Memang bahwa tidak semua kita
dibekali kemampuan ekonomi yang mumpuni, tapi jangan lupakan bahwa kita ini
manusia, makhluk paling cerdas yang ada di alam semesta. Kita diberi power
untuk berjuang, dan diberi akal untuk berpikir.
Bagi saya
membeli buku (setidaknya punya niat beli buku) itu harus, kenapa?
1.
Tidak ada yang hasil yang
hebat tanpa pengorbanan yang besar. Anda punya cita-cita sekolah tinggi? Jadi sarjana,
master, doktor atau bahkan professor? Bagaimana anda mendapatkan semua itu tanpa
mau membeli buku?
2.
Dibukanya ilmu pengetahuan
adalah salah satu rahmat besar yang mengiringi pengutusan Nabi Muhammad ke atas
muka bumi. Sesuatu yang besar tidak bisa didapat dengan modal yang kecil.
3.
Buku akan punya manfaat kepada pemilik,
barangkali tidak dibaca sekarang, tapi kelak aka nada masanya ia dibaca. Bila
ia selamanya tidak dibaca pun, buku masih bisa menjadi barang pajangan yang bagus.
4.
Anda tidak bisa selalu
meminjam milik orang. Dan menggunakan barang milik sendiri itu jauh lebih
nikmat.
5.
Buku itu media transfer
ilmu yang paling murah. Anda tidak bisa selalu menjumpai guru dan dosen, kalaupun
bisa anda mesti menjadi seorang siswa atau mahasiswa terlebih dahulu, tapi buku
bisa menjadi pengajar yang senantiasa ada.
6.
Apa lagi ya? Mungkin anda
lebih tahu.
Berkorbanlah,
banyak para ilmuan-ilmuan dulu yang rela mengurangi makan demi bisa membeli
buku, dan banyak juga yang mati-matian menulis buku dengan niat tulus untuk
berbagi ilmu tapi anda tidak mau membelinya dan yang lebih parah anda fotocopy
karya yang bisa jadi ia tulis dengan
cucuran “darah”. Bagaimana mungkin dengan cara seperti ini anda bisa menjadi
seorang yang berilmu dan berkah ilmunya?
Menjadi orang
yang berilmu itu sangat mulia di dunia dan akhirat, tapi untuk mencapainya
tidak ringkas, dan masa yang tidak ringkas itu tidak akan mungkin anda lalui dengan
terus berharap buku gratis, buku foto copy atau jurnal gratis. Selalu
ada bayaran untuk sesuatu yang harus kita capai, baik dengan materi maupun
perasaan.
Apakah membeli
buku hal yang benar-benar berat secara ekonomi? Jika iya tolong lebih dahulu
perhatikan gadget yang anda pegang, berapa harganya dan berapa harga
paket yang pakai untuk membaca tulisan ini 😊