contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Jumat, 17 Januari 2014


            Sudah menjadi rutinitas saya sehari-hari untuk menjemput adik-adik pulang dari sekolah setiap sorenya apabila tidak ada kepentingan yang benar-benar penting yang harus saya kerjakan. Adik saya yang masih SD biasanya bercerita beberapa pengalamannya seharian di sekolah, namun pada suatu hari ada sebuah cerita menggelikan yang saya dengar darinya, yaa bagi saya itu sangat membuat saya tertawa sekaligus kesal.
            Adik saya bercerita bahwa pihak sekolah melarang siswa-siswi untuk berbelanja di luar pekarangan sekolah dengan alasan kebersihan dan keamanan. Saya pun memafhumi alasan tersebut sebagai bentuk cinta dari para guru kepada seluruh anak-anak didiknya. Namun, bagi diri saya, ada cara yang tidak layak diajarkan kepada anak kecil dalam praktek tersebut, terutama di bangku pendidikan formal. Apa itu?

             Adalah “tuduhan” pihak sekolah bahwa pedagang-pedagang diluar pekarangan sekolah (katakanlah yang bergerobak, motor dsb) kurang menjaga kebersihan. Saya pun pernah melihat secara langsung cara pelarangan seperti ini. Memang, media berjualan mereka, dalam hal ini alat seperti gerobak atau sepeda motor, rentan untuk dihinggapi berbagai kotoran dari jalanan, tetapi bukan berarti sebgaian besar/banyak/semua pedagang itu yang tidak menjaga kebersihan! Banyak dari mereka yang begitu cakap dalam pembuatan dan pengemasan makanan yang mereka jual. Sehingga melarang para siswa belanja keluar pekarangan sekolah dengan berkata (misal seperti ini atau yang serupa secara maknawi) “Jangan belanja keluar, itu tidak bersih. Nanti kalian diare”, “Jangan belanja keluar pekarangan, tidak higienis”, “Yang berbelanja di luar pekarangan, orangtua kalian akan dipanggil ke sekolah” dan masih banyak lagi yang intinya melarang anak-anak berbelanja kepada para pedagang di luar lingkungan sekolah, saya rasa kurang tepat untuk diajarkan kepada anak-anak kecil.
            Di tengah ekonomi yang serba susah seperti zaman sekarang, menurut saya wajar-wajar saja pihak sekolah membuat peraturan seperti demikian, karena banyak sekali oknum pedagang curang yang memanfaatkan bahan-bahan tidak layak makan sebagai bahan pangan untuk menekan biaya produksi menjadi sekecil mungkin. Tapi bukan berarti pihak sekolah mesti melarang para siswa dengan segala macam cara asalkan tujuan mereka tercapai. Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, bahwa tidak semua pedagang yang mangkal di sekitar pagar sekolah itu kotor!
            Jangan berikan anak-anak yang masih sangat belia tersebut doktrin-doktrin yang sebenarnya tidak punya dasar yang kokoh. Mungkin pendapat saya terlihat berlebihan karena sudah banyak kejadian yang melibatkan pedagang-pedagang seperti mereka. Tapi perhatikanlah sekeliling kita, sekalipun anak-anak dilarang untuk jajan disana dengan disertai berbagai “ancaman”, sebagian dari mereka tetap saja tidak jera atau takut. Ini bukti bahwa cara seperti itu sudah usang dan “tidak layak pakai”. Dan kalau-lah para pedagang yang dilarang untuk mangkal di sekitar sekolah, sama saja dengan bersikap rasis terhadap mereka.
            Saran saya, akan lebih baik jika pihak sekolah mengizinkan para pedagang itu untuk masuk ke pekarangan sekolah, demi menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak. Tindakan selanjutnya bisa dengan membawa sampel makanan atau biarkan lembaga kesehatan terkait seperti Depkes atau BPOM untuk melakukan riset terhadap makanan yang dijual. Lalu minta para pedagang untuk menjaga kebersihan pekarangan atau pungut iuran kebersihan (Jumlah yang wajar) kepada mereka. Memang kalau dibaca saja seakan-akan ini adalah hal yang ribet dan repot. Tapi menurut saya lebih baik dengan cara seperti ini, sekaligus mengajak dan menghimbau agar para pedagang bisa lebih jujur dan anak-anak pun tidak diberikan doktrin-doktrin berawalan kata ‘JANGAN”!
INGAT, Sekolah adalah tempat mendidik anak-anak agar menjadi insan yang fithrah tanpa kebencian dan selalu memberikan contoh kebaikan.

-Soni Indrayana-

| Free Bussines? |

2

2 komentar:

  • Indra Putra Raja Halilintar on 26 Januari 2014 pukul 19.06

    Khawatir boleh-boleh saja menurutku sih, demi keamanan para siswa juga. Akan tetapi, ketika indoktrinasi larangan belanja makanan di luar sekolah sudah menjurus pada 'ancaman yang membuat takut', malah tidak efektif, karena semakin dilarang, anak-anak zaman sekarang semakin berani 'menantang'. Pasti ada cara lain yang lebih bijak selain melarang dan menakut-nakuti. :)

  • Soni Indrayana on 27 Januari 2014 pukul 02.47

    Ya itu tadi :D cek saja kesehatan dan kehalalan dagangan mereka.

  • Posting Komentar

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
    "Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

    Label

    Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

    Followers

    About Me

    Foto Saya
    Soni Indrayana
    Lihat profil lengkapku

    Total Pageviews

    Entri Populer

    Selamat Datang Di SONI BLOG

    Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

    Sekilas tentang penulis

    Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

    Social Stuff

    • RSS
    • Twitter
    • Facebook
    • HOME
    SONI