contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Selasa, 08 November 2022

Sedekah secara sederhana merupakan perilaku berbagi yang sifatnya tidak wajib sebagaimana zakat. Sedekah maknanya sangat luas, tidak melulu diimplementasikan melalui pemberian atau pembagian materi, sedekah bisa melalui pembersihan jalan dari paku bahkan sekadar tersenyum juga dapat dianggap sedekah.

 

Sedekah adalah perilaku yang sangat diagungkan oleh semua agama, bahkan perilaku ini bagai sesuatu yang sudah terporgram secara otomatis di dalam konsep penciptaan manusia. Tidak heran, selalu ada orang-orang yang memosisikan dirinya sebagai filantropi, yang mereka berasal dari latar agama berbeda-beda. Bahkan ada pula orang yang mengaku tidak beragama tetapi merasa terpanggil untuk bercinta kasih kepada sesama melalui kekuatan yang ia miliki.

 

Kalau setiap perbuatan pasti didasari dengan niat, maka tentulah perilaku sedekah yang dilakukan banyak orang memiliki niat berbeda-beda. Oke, niat bukanlah urusan manusia. Namun perilaku sedekah biasanya mencerminkan kualitas niat yang dimiliku pelakunya. Semakin kuat pemahamannya bahwa sedekah adalah sesuatu yang agung, maka akan ada kemuliaan yang teriring dalam objek sedekahnya.

 

Contoh, Islam melalui Nabi Muhammad Saw. telah mencontohkan bagaimana sedekah yang baik. Oke, mustahil bisa mencontoh beliau yang kalau dibaca sejarah maka akan kita dapati bahwa tidak satu pun orang pulang dengan tangan hampa ketika meminta bantuan kepada Nabi Muhammad. Kita mungkin tidak sekaya Nabi, dan hati kita jelas tidak sebersih beliau. Maka kita bisa belajar dari konsep yang telah beliau ajarkan dan bagaimana sahabat-sahabat serta keluarga beliau melakukannya.

 

“Berikan ia pakaian yang sama dengan pakaian yang kau berikan pada Hasan dan Husain.” Begitulah kira-kira perintah Sang Nabi kepada Fatimah ketika beliau membawa pulang seorang anak yatim yang bersedih pada hari raya Idulfitri. Anak itu beliau sayang dan beliau beri makan sebagaimana makanan keluarganya. Kata Allah, “Engkau tidak akan sampai pada kebaikan yang sempurna sebelum kau menafkahkan sebagian harta yang kau cintai.”

 

Konsep sedekah Nabi adalah pemberian yang tulus tanpa mengharap balasan yang dalam ilmu psikologi biasa disebut dengan altruisme. Nabi, ketika memberi, selalu memuliakan orang yang ia beri baik melalui gerakan dan lisannya maupun melalui pemberiannya. Sehingga terpujilah beliau dengan kalimat, “Rasulullah Saw. lebih dermawan daripada angin yang berhembus.”

 

Sedekah yang diajarkan Sang Nabi bukanlah sedekah “pelepas utang” alias sekadar memberi. Nabi dan para sahabatnya selalu memberi dengan barang yang baik bahkan yang paling mereka cintai. Begitulah parameter kualitas niat sedekah mereka, tampak pada perilaku sedekah.

 

Maka sungguh, janganlah bersedekah dengan niat sekadar melepas utang. Bersedekahlah dengan rasa cinta pada sesama, lebih-lebih rasa cinta kepada Allah. Maka akan mudah bagi kita menyedekahkan makanan semahal makanan yang kita makan. Akan ringan tangan membelikan baju untuk anak fakir miskin sebagaimana baju yang dipakai anak-anak kita. Akan mudah bagi kita membelikan peralatan sekolah kepada anak-anak yatim dan miskin sebagaimana peratalan yang kita belikan untuk anak-anak kita. Akan ringan hati ketika berbagi barang mahal yang kita punya kepada orang yang mungkin tidak seberuntung kita, agar ia bisa merasakan barang mahal itu juga. Saat membahagiakan orang lain telah menjadi kesenangan di hati, maka ketika ada kenduri, pesta atau hajatan, maka kita akan alokasikan sebagian besar dana untuk menyajikan makanan terbaik, semata-mata agar para tamu yang terdiri dari berbagai macam kelas itu sama-sama merasakan makanan yang enak. Sedekah adalah realisasi rasa cinta, bukan bentuk penghinaan: mentang-mentang yang diberi adalah orang miskin, maka berikan yang sekadarnya saja. Jangan sampai sedekah kita justru menjadi sebuah penghinaan.

 

Ketika “mengorbankan” yang kita punya saja hati kita bisa senang, maka hal-hal lainnya dalam hidup ini akan lebih mudah untuk membuat kita senang. Kesenangan yang murni itulah yang akan melahirkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk membuat ayam goreng ala Amerika yang enak, ada proses marinasi yang harus dilalui. Untuk membiasakan perilaku memberi, ada proses yang harus dijalani. Wallaahu a’lam.

 

 



| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI