Sedekah secara sederhana merupakan perilaku berbagi yang sifatnya tidak wajib sebagaimana zakat. Sedekah maknanya sangat luas, tidak melulu diimplementasikan melalui pemberian atau pembagian materi, sedekah bisa melalui pembersihan jalan dari paku bahkan sekadar tersenyum juga dapat dianggap sedekah.
Sedekah adalah perilaku yang sangat diagungkan oleh semua
agama, bahkan perilaku ini bagai sesuatu yang sudah terporgram secara otomatis
di dalam konsep penciptaan manusia. Tidak heran, selalu ada orang-orang yang memosisikan
dirinya sebagai filantropi, yang mereka berasal dari latar agama berbeda-beda.
Bahkan ada pula orang yang mengaku tidak beragama tetapi merasa terpanggil
untuk bercinta kasih kepada sesama melalui kekuatan yang ia miliki.
Kalau setiap perbuatan pasti didasari dengan niat, maka
tentulah perilaku sedekah yang dilakukan banyak orang memiliki niat
berbeda-beda. Oke, niat bukanlah urusan manusia. Namun perilaku sedekah
biasanya mencerminkan kualitas niat yang dimiliku pelakunya. Semakin kuat
pemahamannya bahwa sedekah adalah sesuatu yang agung, maka akan ada kemuliaan
yang teriring dalam objek sedekahnya.
Contoh, Islam melalui Nabi Muhammad Saw. telah mencontohkan
bagaimana sedekah yang baik. Oke, mustahil bisa mencontoh beliau yang kalau
dibaca sejarah maka akan kita dapati bahwa tidak satu pun orang pulang dengan
tangan hampa ketika meminta bantuan kepada Nabi Muhammad. Kita mungkin tidak sekaya
Nabi, dan hati kita jelas tidak sebersih beliau. Maka kita bisa belajar dari
konsep yang telah beliau ajarkan dan bagaimana sahabat-sahabat serta keluarga
beliau melakukannya.
“Berikan ia pakaian yang sama dengan pakaian yang kau
berikan pada Hasan dan Husain.” Begitulah kira-kira perintah Sang Nabi
kepada Fatimah ketika beliau membawa pulang seorang anak yatim yang bersedih
pada hari raya Idulfitri. Anak itu beliau sayang dan beliau beri makan sebagaimana
makanan keluarganya. Kata Allah, “Engkau tidak akan sampai pada kebaikan yang
sempurna sebelum kau menafkahkan sebagian harta yang kau cintai.”
Konsep sedekah Nabi adalah pemberian yang tulus tanpa
mengharap balasan yang dalam ilmu psikologi biasa disebut dengan altruisme. Nabi,
ketika memberi, selalu memuliakan orang yang ia beri baik melalui gerakan dan lisannya
maupun melalui pemberiannya. Sehingga terpujilah beliau dengan kalimat, “Rasulullah
Saw. lebih dermawan daripada angin yang berhembus.”
Sedekah yang diajarkan Sang Nabi bukanlah sedekah “pelepas utang”
alias sekadar memberi. Nabi dan para sahabatnya selalu memberi dengan barang
yang baik bahkan yang paling mereka cintai. Begitulah parameter kualitas niat
sedekah mereka, tampak pada perilaku sedekah.
Maka sungguh, janganlah bersedekah dengan niat sekadar melepas
utang. Bersedekahlah dengan rasa cinta pada sesama, lebih-lebih rasa cinta
kepada Allah. Maka akan mudah bagi kita menyedekahkan makanan semahal makanan
yang kita makan. Akan ringan tangan membelikan baju untuk anak fakir miskin sebagaimana
baju yang dipakai anak-anak kita. Akan mudah bagi kita membelikan peralatan
sekolah kepada anak-anak yatim dan miskin sebagaimana peratalan yang kita
belikan untuk anak-anak kita. Akan ringan hati ketika berbagi barang mahal yang
kita punya kepada orang yang mungkin tidak seberuntung kita, agar ia bisa
merasakan barang mahal itu juga. Saat membahagiakan orang lain telah menjadi
kesenangan di hati, maka ketika ada kenduri, pesta atau hajatan, maka kita akan
alokasikan sebagian besar dana untuk menyajikan makanan terbaik, semata-mata
agar para tamu yang terdiri dari berbagai macam kelas itu sama-sama merasakan
makanan yang enak. Sedekah adalah realisasi rasa cinta, bukan bentuk penghinaan: mentang-mentang yang diberi adalah orang miskin, maka berikan yang sekadarnya saja. Jangan sampai sedekah kita justru menjadi sebuah penghinaan.
Ketika “mengorbankan” yang kita punya saja hati kita bisa
senang, maka hal-hal lainnya dalam hidup ini akan lebih mudah untuk membuat
kita senang. Kesenangan yang murni itulah yang akan melahirkan kebahagiaan
dunia dan akhirat. Untuk membuat ayam goreng ala Amerika yang enak, ada proses
marinasi yang harus dilalui. Untuk membiasakan perilaku memberi, ada proses
yang harus dijalani. Wallaahu a’lam.