Hari ini berjalan layaknya hari-hari lain, luar biasa.
Menjalani pekerjaan yang paling kuimpikan dan paling kusenangi di dunia ini,
yaitu mengurus anak-anak yang mengalami kelainan fisik, atau dalam bahasa yang
dipakai di daerah ini (Hannover, Germany) disebut Körperbehinderung. Tak terkira besarnya
kebahagiaan seseorang apabila mendapati pekerjaanya sebagai suatu yang ia
inginkan. Semangat tak akan padam, gairah selalu membara.
Di Schülerwohngruppe,
tempat ku bekerja, ada sembilan orang anak yang tinggal disini layaknya sebuah
asrama dari hari Senin hingga Jum’at. Sabtu dan Minggu biasanya mereka akan
dijemput oleh orangtua mereka, yang tersisa hanya tiga orang, yaitu Sebi,
Darrel dan Sarah.
Sebi, anak
perempuan ini mengidap Arthrogryposis
Multiplex Congenita yang membuat kelainan pada bentuk tangan dan
kakinya. Jari-jarinya seperti tidak berkembang dan kakinya membentuk huruf O.
Kelainan ini membuat ia memiliki keterbatasan dalam bergerak, tidak dapat
berjalan bahkan hanya untuk sekedar menggerakkan tangan dan kakinya, meski
kemampuan otaknya tetap normal.
Tidak, Tuhan tak bermaksud menganiaya. Apabila ia tak memberikan sebuah
kemampuan utama, pastilah Dia akan berikan kemampuan lain yang tak akan
dimiliki oleh siapapun. Itulah yang kudapati dari Sebi, ditengah
keterbatasannya ia bisa membuat sesuatu yang mengundang ketakjuban. Selalu ada
kelebihan yang tersembunyi dibalik sebuah kekurangan yang nyata. Pun dengan
Sebi, hanya dengan mulutnya ia mampu membuat siapapun takjub dan akan merasa
bahwa ia pantas bersyukur.
Akan kuceritakan tiga kisah ku bersama Sebi, semoga dengan membacanya
kita selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan-Nya kepada kita.
Selamat
membaca !
- Suatu hari Sebi mengajakku untuk membuat Rainbow Cake. Memang semestinya jam pulang kerjaku pada pukul 8 akan melambat hingga beberapa jam. Tapi karena ini adalah pekerjaan yang membuatku bahagia, kenapa aku harus mengeluh? Mungkin kita tak akan pernah membayangkan hal ini apabila kita memang sedikit sekali bersyukur atas apa yang Tuhan berikan pada fisik kita. Setelah aku membantu Sebi membuka bungkus bahan dan mencampurkannya ke dalam mangkok, aku menyodorkan gagang pengaduk ke mulutnya yang kemudian ia apit dengan kuat. Mulailah ia memutar-mutarkan kepalanya untuk mengaduk adonan tersebut. Dengan sabar aku memegang mangkok berisi adonan dibawah mulutnya yang teguh memegang pengaduk. Keterbatasan bukanlah penghambat dalam berkarya, dan itu benar. Kue yang ia aduk dengan mulutnya berasa sangat enak lezat lagi nikmat. Sisa-sisa adonan juga kami nikmati bersama seorang anak lagi, Alessandro. Jadilah perebutan adonan mentah yang telah berwarna warni, merah, biru dan hijau. Kami tertawa bersama, kebahagiaan akan hal ini tak akan mudah dirasa.
- Sebi melukiskan sebuah gambar untukku. Aku berdiri disamping kursi rodanya sambil memegang sehelai kertas yang sebelumnya telah kuwarnai dengan crayon seperti kapur, lalu Sebi merapikan warna tersebut dengan kuas yang ia apit di mulutnya. Lalu ia gunting gambar itu juga dengan mulutnya. Kemudian ia tuliskan kata kata : “Fuer Nadhira, von Sebi“ (Untuk Nadhira, dari Sebi)
- Malam itu Sebi ingin sekali memakaikan kuteks kepada orang-orang, hanyasaja yang bertugas malam itu seorang laki-laki. Jadilah aku yang sudah semestinya pulang menemani dia dan bersedia diberi kuteks, kebetulan aku sedang tidak sholat. Lagi-lagi itu bukanlah masalah karena pekerjaanku adalah kebahagiaanku. Sebi membuka tutup botol kuteks yang juga merupakan kuas dengan mulutnya, kemudian dia oleskan ke kuku tanganku. Dengan penuh kesabaran ia pelan-pelan menggoyangkan kuas diatas kuku tanganku, kepalanya bergerak pelan, matanya penuh ketelitian dan..... Hasilnya luar biasa!
Allah itu Maha Adil. Tiada satupun hasil karya-Nya
yang sia-sia, tinggal kita mensyukuri dan selalu memperhatikan ^_^
Selalu
ada kelebihan yang tersembunyi dibalik kelemahan yang nyata
||
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(QS Ibrahim ayat 7)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(kalimat berulang sebanyak 31 kali dalam Surah Ar-Rahman yang
dimulai dari ayat 13)
||
@soniindrayana dari pengalaman @nadhiraarini
yang bekerja pada bagian penanganan anak berkebutuhan khusus di Hannover,
Jerman.
baguus kookk :) keren kereen :D *two thumbs up*
MAKACIIIIIH KAAAAK NADHIRRAAAAAAAAAA =D