contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Selasa, 20 Agustus 2013

                Apa pendapat orang terkait masa-masa SMA?  Pasti sebagian besar orang akan menjawab bahwa itulah masa-masa yang paling indah dalam hidup. Memori otak merekam berbagai peristiwa indah yang terjadi, bahkan yang tidak indah pun akan tetap dikatakan indah. Rangkaian peristiwa yang dijalani terangkai dengan sendirinya menjadi cerita yang terkadang lebih hebat dari sebuah novel. Tetapi memang, banyak sesuatu yang baru terasa indah apabila semuanya telah dilewati.
                “Masa-masa SMA adalah masa-masa yang terindah” Begitulah argumen banyak orang, terus diturunkan kepada generasi-generasi kemudian layaknya sebuah kebudayaan. Hanyasaja banyak pertanyaan menarik yang mesti dijawab jika ingin mengatakan “Masa-masa SMA adalah masa-masa yang terindah”. Berikut beberapa pertanyaan tersebut

1.   Benarkah masa-masa SMA adalah masa-masa yang terindah?
Sebagian besar orang akan dengan mudah menjawab “BENAR”. Sayapun jika ditanyakan dengan pertanyaan ini akan menjawab dengan jawaban serupa, walau dahulu saya berkata bahwa masa-masa ini adalah masa-masa yang paling saya benci. 

2.   Apa yang membuat Anda mengatakan bahwa masa-masa SMA adalah yang terindah?
Jawaban yang paling wajar dan masuk akal serta paling lumrah adalah bahwa di masa SMA seseorang bisa berinteraksi dengan orang-orang yang sebaya dengannya dalam suatu ikatan persahabatan yang lekat. Cerita terbentuk setiap harinya, dirangkai dari peristiwa-peristiwa pahit dan manis berupa cinta masa sekolah, cemburu, persaingan prestasi, semangat ala anak muda, hukuman guru, tugas yang menumpuk, dimarahi orangtua karena nilai rapor yang hancur, saling ejek mengejek, bernyanyi dan bermain bersama dan yang pasti saat-saat meniti jalan menuju kedewasaan. Banyak hal-hal lain yang tidak dapat dituliskan, yang pasti punya nilai kenangan tiada tara.

3.   Apakah masa SMA Anda Indah?
Jawaban pertanyaan ini relatif. Entah bagaimana seseorang menilai masa SMA nya yang tentu berbeda-beda. Ada yang berkata indah, ada yang bilang biasa saja, ada yang bilang membosankan dan ada yang bilang seru. Semua orang punya pandangan yang berbeda, tergantung dari sudut mana ia melihat masa SMA yang telah ia jalani.
               
                Awalnya saya merasa kehidupan di SMA biasa saja. Tidak jauh berbeda dengan SD dan SMP walau sudah tentu jauh berbeda dari TK. Mendengar guru berbicara di depan kelas dan teman-teman yang ribut bagi saya adalah suatu penyiksaan. Saya bosan, malas dan ingin rasanya libur saja di rumah. Belum lagi jam sekolah saya saat kelas X dimulai pada pukul 13.00, ah betapa menderitanya belajar disaat banyak orang beristirahat pada jam itu. Itu di awal, mungkin semua karena sifat saya yang cenderung individualis. Membayangkan saja rasanya tersiksa.
Tapi itulah yang namanya hidup, ia tidak bernilai apa-apa jika belum dijalani. Seiring berjalannya waktu hati saya malah nyaman, muncul keinginan di hati untuk melakukan sesuatu ala anak muda yang selama ini belum pernah saya lakukan (bukan yang negatif) seperti berkumpul, bermain keluar pada waktu malam (tidak sampai larut) dan banyak lagi. Semua itu juga terjadi secara otomatis, tanpa ada kesan pemaksaan dari salah seorang pihak. Ketika kelas satu SMA misalnya, teman-teman mengajak saya untuk bermain futsal pada malam minggu. Malam minggu? Atau sebut saja malam hari. Rasanya memang antik karena sebelumnya saya tidak pernah keluar bersama teman untuk bermain pada malam hari, siang haripun nyaris tidak pernah. Disinilah saya belajar bahwa interaksi sosial sangat penting bagi manusia, terutama bagi saya yang selalu “berpacaran” dengan teknologi, lalu tidak selamanya keluar malam adalah sesuatu yang buruk asal digunakan untuk sesuatu yang ada manfaatnya. Sederhana memang, tapi bagi saya itu adalah langkah awal yang berarti banyak.
                Lama-kelamaan tiba waktu pertamakali makan bersama teman-teman diluar sekolah dan diluar jam sekolah pastinya. Rasanya telat memang hal semacam ini baru dilakukan di masa SMA. Tapi memang begitulah, mungkin sebelumnya saya pernah menjalani itu semua, tapi ketika di SMA saya mengingatnya dengan indah. Banyak berbagai macam ragam orang yang saya temui. Katakanlah bahwa pada masa SD dan SMP juga menemui banyak orang, tapi ketahuilah bahwa pada masa SD dan SMP seorang manusia masih dalam masa anak-anak yang pemikiran dan kemampuan belum sepenuhnya meninggalkan sikap kekanak-kanakan (Tidak semua).
Bermacam ragam peristiwa, ada debat perihal sepakbola di kelas, karena memang saat kelas XI nyaris seluruh laki-laki di kelas adalah pencinta sepakbola yang memiliki klub kesayangan. Bagaimana seorang teman yang selalu mengagungkan tim yang ia suka terlepas dari hasil di pertandingan, tentang pemain bintang hingga klub mana yang paling kaya.
                Kegiatan formal di sekolah pun tak luput dari rekaman memori otak, guru-guru yang menerangkan pelajaran, murid yang bercerita saat guru menerangkan, murid yang dihukum karena melanggar aturan sampai murid yang selalu dipuja-puji guru karena kepintarannya. Semua itu terangkai indah. Konflik pasti ada, itu mutlak dan akan dialami semua manusia yang berinteraksi dengan sesamanya.
                Berbicara konflik, satu hal yang selalu terjadi adalah konflik internal di dalam kelas perihal seorang anak yang pintar. Saya tidak bermaksud menjelekkan, namun itulah variasi kehidupan di sekolah. Ada rasa getir dan ketidaksenangan, merasa bahwa diri sendiri jauh lebih baik. Rasanya ingin melihat orang yang pintar itu sesekali mendapat nilai jelek, apakah reaksinya? Contoh yang buruk dan tidak patut ditiru. Namun itulah konflik, diawali dari perasaan “bangga” terhadap diri sendiri, merasa benar dan bisa saja iri hati. Penawar paling mujarab dari sebuah konflik tentulah waktu. Waktu bisa membuat seseorang belajar tentang kehidupan dan itulah kenyataannya, saya sadar bahwa semua orang itu berbeda-beda, kemampuannya berbeda, fisiknya berbeda, bahkan Allah memberikan misi yang berbeda pula pada setiap insan yang hidup, sesuai dengan kemampuan yang dianugerahkan-Nya.
                Cinta. Berbicara mengenai cinta, setiap orang yang normal pasti akan jatuh cinta, itu adalah fitrah dari Yang Maha Pencipta. Bukan di SMA saya mengenal yang namanya cinta, tetapi cerita di masa SMA pasti tidak lepas dengan cinta. Cinta di masa SMA lebih sering diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan lawan jenis meski makna cinta yang sesungguhnya amatlah luas.
Khusus untuk laki-laki pasti ia punya tipe perempuan idaman dan kerap mengumbarnya, berbeda dengan perempuan yang senantiasa “kalem” (Meski sekarang banyak yang mengumbar pula). Saya pun memiliki tipe idaman saat itu, yaitu perempuan yang berpenampilan . . . . . . . . . . . . . . Akan lebih baik tidak usah disebutkan. Hebatnya, tipe yang saya suka terdapat dalam kelas pertama saya di SMA. Entah apa rasanya waktu melihat wajahnya <3, hati bersajak, setiap degupan jantung bagai irama kasidah, bola mata bagai dikunci untuk terarah kepadanya dan hasrat senantiasa memunculkan harapan. Sering saya ungkapkan rasa itu melalui sosial media, dalam kiasan dan sekali dalam tulisan yang jelas mengarah kepadanya, yang sial membuat banyak orang tahu. Padahal sungguh, saya adalah orang yang beberapa kali ingin mencari sensasi agar orang tahu apa yang saya inginkan.
Cinta masa sekolah…… Meski beberapanya saya tempuh dengan jalan pacaran yang jelas-jelas salah.
                Sulit rasanya menceritakan satu persatu kisah-kisah mengenai SMA, indah memang. Tapi saya rasakan indah itu tatkala masa-masa SMA harus berakhir, saat waktu 3 tahun telah dijalani dan tibalah saatnya perpisahaan, saat dimana saya dan teman-teman sibuk mengurus kepentingan masing-masing. Tiada lagi canda tawa bersama, tiada lagi main futsal bersama, tiada lagi pergi makan bersama, tiada lagi keisengan dan kejahilan, tiada lagi belajar bersama, dan tentunya tiada lagi kebersamaan dalam balutan seragam.
Masa menempuh pendidikan di bangku SMA sudah berakhir, saya dan mungkin teman-teman yang kini mulai sibuk dengan urusan kuliah dan pekerjaan tentu pernah berharap bahwa masa-masa itu tidak akan pernah berlalu. Tapi apadaya, waktu tidak akan bisa berulang atau terhenti. Lagipula sebagai makhluk yang cerdas, manusia tentu ingin sebuah perkembangan dalam hidupnya. Hanya manusia bodoh yang selalu melihat kebelakang, berharap agar waktunya terulang.
Masa-masa kejayaan itu, semoga menjadi langkah awal dari kejayaan yang akan didapat kelak di masa depan. Saat waktu mempertemukan kita lagi, saat kita telah punya keluarga lain, saat kita memiliki sesuatu yang benar-benar bisa kita banggakan dan saat kita mempunyai seorang dari diri kita yang menjadi penduduk SMA pula. Teman Untuk Selamanya, Amigos por Siempre!

@Soniindrayana

Untuk masa-masa indah di SMA Negeri 2 Pekanbaru

| Free Bussines? |

0

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

Label

Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

Followers

About Me

Foto Saya
Soni Indrayana
Lihat profil lengkapku

Total Pageviews

Entri Populer

Selamat Datang Di SONI BLOG

Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

Sekilas tentang penulis

Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

Social Stuff

  • RSS
  • Twitter
  • Facebook
  • HOME
SONI