contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Rabu, 04 September 2013


                Seorang guru memberikan tugas kepada seluruh peserta didiknya untuk menjelaskan adat istiadat sesuai dengan suku masing-masing. Seluruh murid menyanggupi tugas tersebut dan bergegaslah mereka mencari apa saja yang bisa digunakan sebagai contekan untuk mengisi buku tugas semisal HP berfitur internet, buku-buku dan lain sebagainya. Dari seluruh siswa, ada seorang siswa yang tampil beda, sebut saja namanya Si X. Ia tidak melakukan apa yang dilakukan oleh yang lain, ia bekerja tanpa melihat HP atau buku, bisa dibilang semua yang ia tulis berasal dari pengetahuannya.
                Setelah waktu membuat tugas habis, semua murid mengumpulkan tugas mereka yang telah dituangkan ke dalam halaman-halaman buku, ada yang membuat 5 halaman, 7 halaman, 10 bahkan ada yang membuat lebih dari 15 halaman.

                Ternyata, Si X yang tidak bekerja seperti murid-murid lain hanya membuat 1 halaman saja, bersambung beberapa baris di halaman ke-2, cuma beberapa. Paling sedikit dibandingkan dengan semua murid di kelas. Alhasil, ia pun mendapat nilai C untuk tugasnya, padahal hampir semua penghuni kelas mendapat nilai A, sedikit yang mendapat B. Mendapati hal itu, Si Guru bertanya pada Si X “Kenapa tugas kamu cuma ini? Seharusnya kamu mencontoh teman-teman kamu yang dapat nilai A. Nilai C itu artinya apa? Sekarang zaman canggih, mengerjaan tugas seperti ini bisa pakai internet, tersedia lengkap lagi mudah.”
Menyahuti tausyiah singkat dari Si Guru, Si X berkata “Bu, kalau cuma menyalin isi Wikipedia, adik saya yang masih kelas 1 SD juga bisa. Apa yang saya tuliskan itu adalah apa yang saya ketahui tentang suku saya sendiri. Tidak lebih tidak kurang. Kalau soal nilai C, saya malah bahagia, itukan akronim untuk kata CERDAS. hehehe”.......

-------

                Pengetahuan yang ada di otak tentu tidak sama dengan pengetahuan yang masih berada di dalam buku atau sumber-sumber lainnya. Jika Kita perhatikan kisah diatas, manakah yang sebenarnya pantas mendapat nilai paling tinggi? Kesampingkan dulu latar malas atau rajin, cukup fokus pada cara mereka membuat tugas. Saya pribadi akan lebih memilih untuk memberikan nilai tinggi pada Si X karena dia menuliskan sesuatu yang berasal dari pengetahuannya sendiri yang sudah pasti hal itu mengartikan bahwasanya ia punya pengetahuan untuk mengerjakan tugas, sedangkan mereka yang membuat hingga belasan halaman hanya dengan menyalin apa yang disediakan orang lain belum tentu punya pengetahuan untuk tugas tersebut. Meskipun dengan membuat tugas itu mereka jadi tahu, mereka tetap saja kalah karena Si X lebih dahulu mengetahuinya.


*Artikel ini tidak bermaksud menyinggung suatu pihak, ini hanyalah berdasarkan pemikiran penulis, bereferensi pada pengalaman pribadi yang tidak persis seperti cerita dan mengalami perkembangan karena proses BELAJAR

@soniindrayana

| Free Bussines? |

2

2 komentar:

  • Indra Putra Raja Halilintar on 26 Januari 2014 pukul 19.12

    Untuk kasus seperti ini, maka menurutku pepatah yang layak diberikan adalah:

    "Experience is the Best Teacher" --> "Pengalaman adalah Guru Terbaik".

    Betul, tidak? Hehehe ... :)

  • Posting Komentar

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
    "Berkaryalah dengan kesepuluh jari di tanganmu" -Syna-

    Label

    Artikel (46) Cerpen (49) Inspirasi (35) Sajak (29)

    Followers

    About Me

    Foto Saya
    Soni Indrayana
    Lihat profil lengkapku

    Total Pageviews

    Entri Populer

    Selamat Datang Di SONI BLOG

    Selamat datang di Blog saya, semoga saja kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan diblog saya ini. Terima kasih Telah Berkunjung Di Blog saya,apabila berkenan silahkan berkomentar dan follow blog saya,mari kita saling berbagi ilmu tentang apa saja...

    Sekilas tentang penulis

    Nama saya Soni Indrayana, Saya Hanya seorang pelajar yang akan terus Belajar.

    Social Stuff

    • RSS
    • Twitter
    • Facebook
    • HOME
    SONI